Selasa, 23 September 2008

Islam Masuk Bali dari Sejumlah Daerah

Islam Masuk Bali dari Sejumlah Daerah

Masuknya agama Islam ke Bali pada zaman kerajaan abad XIV tidak merupakan satu-kesatuan yang utuh, namun mempunyai sejarah dan latarbelakang tersendiri dari masing-masing komunitas Islam yang ada di Pulau Dewata.

"Penyebaran agama Islam ke Bali berasal dari sejumlah daerah di Nusantara antara lain Jawa, Madura, Lombok dan Bugis," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali Haji Ahmad Hassan Ali di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, masuknya Islam pertama kali ke Bali lewat pusat pemerintahan pada abad ke XIV pada zaman kekuasaan Raja Dalem Waturenggong.

Raja Dalem Waturenggong yang berkuasa selama kurun waktu 1480-1550, saat berkunjung ke Kerajaan Majapahit di Jawa Timur, kembalinya diantar oleh 40 orang pengawal yang beragama Islam.

Ke-40 orang pengawal tersebut akhirnya diijinkan menetap di Bali, tanpa mendirikan kerajaan tersendiri seperti halnya kerajaan Islam di pantai utara Pulau Jawa pada masa kejayaan Majapahit.

Para pengawal yang beragama Islam itu hanya bertindak sebagai abdi dalam kerajaan Gelgel, menempati satu pemukiman dan membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Gelgel, yang menjadi tempat ibadah umat Islam tertua di Bali.

Demikian pula komunitas muslim yang kemudian tersebar di Banjar Saren Jawa, Desa Budakeling, Kabupaten Karangasem, Kepaon, Serangan (Kota Denpasar), Pegayaman (Buleleng) dan Loloan (Jembrana), membutuhkan waktu cukup panjang untuk menjadi satu kesatuan.

Menurut Hassan Ali, dalam pembangunan masjid sejak abad XIV hingga sekarang juga mengalami akulturasi dengan unsur arsitektur Bali atau menyerupai corak (style) wantilan (joglo).

Akulturasi dua unsur seni yang diwujudkan dalam pembangunan masjid, menjadikan tempat suci umat Islam di Bali tampak beda dengan bangunan masjid di Jawa maupun daerah lainnya di Indonesia.

Akultutasi unsur Islam-Hindu yang terjadi ratusan tahun silam memunculkan ciri khas tersendiri, unik dan menarik. Bahkan sejumlah masjid yang dibangun Yayasan Supersemar di luar Bali menggunakan rancang bangun (desain) masjid yang ada di Bali, ujar Ahmad Hasan Ali.

Ia menambahkan, dalam pembangunan masjid tidak ada ketentuan menggunakan unsur aristektur tertentu, namun yang penting ada ruangan untuk melaksanakan ibadah, tempat bagi imam (mihrab) maupun khatib,mr-kompas

Potensi Gunung Lumpur di Sepanjang Pulau Jawa

Potensi Gunung Lumpur di Sepanjang Pulau Jawa
Luberan lumpur panas dari dekat lokasi pengeboran milik PT Lapindo Brantas makin meluas melalui pemantauan udara menggunakan helikopter jenis Bolcow milik Badan SAR Nasional yang diterbangkan penerbang Skuadron 400 Pusat Penerbangan TNI AL Juanda pada senja hari,

Para ahli geologi menyatakan bahwa potensi gunung lumpur (mud vulcano) membentang luas di daratan Pulau Jawa. Dengan demikian, wilayah yang rentan terjadi semburan lumpur seperti yang terjadi di Sidoarjo, Jatim bisa dikatakan luas.

""Kejadian ini sebenarnya sangat alami, bahkan beberapa pakar telah memetakan Indonesia sebagai wilayah yang rentan terhadap gangguan alam seperti itu," ujar Staf Ahli geologi BP Migas, Awang Harun Satyana.Ia mengatakan, terdapat jalur rentetan gunung lumpur yang terbentang luas dari Bogor hingga Sidoarjo.

Awang menjelaskan, beberapa juta tahun lalu, tepatnya di wilayah Kubah Sangiran terjadi hal serupa. Berdasarkan penelitian, Sangiran merupakan tempat hidup manusia purba pertama di Pulau Jawa dua juta tahun lalu.

"Kubah Sangiran kemudian tererosi pada bagian puncaknya, sehingga membentuk sebuah depresi. Pada depresi itulah, tersingkap lapisan-lapisan tanah secara alamiah," ujarnya. Bahkan, kata dia, gunung lumpur ini telah menenggelamkan sebuah kerajaan di Jawa Timur sekitar 400 tahun silam.

Sedangkan Edi Sunardi, Ketua Pengembangan Ilmu IAGI, yang juga dosen Geologi Unpad, berpendapat, secara geografis, daerah Jatim memiliki peta geologi yang spektakuler karena memiliki kandungan minyak, gas, serta gunung lumpur. Bahkan, terdapat satu jalur dari arah Barat ke Timur sampai dengan Selat Madura yang dipenuhi dengan gunung lumpur.

Hal senada dikatakan Prof Sukendar Asikin, ahli tektonik dan geologi struktur dari Institut Teknologi Bandung (ITB), bahwa tidak menutup kemungkinan fenomena Kubah Sangiran terulang kembali di beberapa wilayah di Pulau Jawa. Menurut dia, erupsi Kubah Sangiran terjadi akibat beratnya beban gunung api yang menjulang di wilayah itu, yang mengakibatkan keluarnya cairan dari dalam perut bumi.

"Artinya, kejadian itu bisa terulang kembali jika beban di atas permukaan tanah di beberapa wilayah di Pulau Jawa terlalu berat, misalnya oleh kepadatan kota," ujarnya. Dia mengatakan, pesatnya pembangunan tanpa diimbagi dengan kajian geologi, berpotensi membuat kejadian seperti lumpur Sidoarjo terulang kembali.

Kekhawatiran ini, lanjutnya, memang beralasan karena saat ini terlihat pesatnya pembangunan kota, dan bahkan terjadinya eksploitasi tanah secara besar-besaran untuk menghasilkan batu bara dan timah. Di sisi lain, kata Asikin, kesadaran akan penghijauan lingkungan semakin berkurang, akibat tidak pahamnya masyarakat mengenai musibah yang mengancam.

"Kurangnya pengetahuan pemerintah dan masyarakat mengenai geologi diduga sebagai penyebab awal terjadinya bencana. Pemerintah memberikan izin eksplorasi, dan masyarakat melaksanakannya tanpa berbekal pengetahunan geologi," ujarnya. Namun, kata dia, hal itu mungkin tidak menjadi masalah jika setiap lapisan tanah yang mengandung kekayaan alam tidak berpotensi menimbulkan bencana.

Pada kenyataannya, kekayaan bumi itu kerap berdampingan letaknya dengan potensi bencana, seperti kejadian lumpur Sidoarjo. Bagi ahli geologi, kejadian seperti Lumpur Lapindo merupakan salah satu contoh tidak tepatnya perlakuan manusia terhadap alam karena kurangnya pengetahuan terhadap kegeologian.

"Ini memang unik, di wilayah yang termasuk jalur gunung lumpur itu ternyata terkandung minyak yang cukup besar, kondisi ini mirip dengan kejadian pengeboran minyak di wilayah Azerbaijan dan Iran," jelasnya. Menurut dia, pengeboran minyak di wilayah itu menghasilkan sedikitnya 1,5 juta barel per hari, namun juga menyemburkan lumpur dari perut bumi mirip dengan kejadian di Sidoarjo.

Pihaknya melihat, atas beberapa peristiwa alam yang terjadi, sudah selayaknya perhitungan geologi menjadi pertimbangan sebelum melakukan eksplorasi. Pada dasarnya pengebor itu tidak salah, karena wilayah itu mengandung minyak. Permasalahan utamanya ialah, masih rendahnya kesadaran terhadap kelestarian lingkungan sebagai basis pembangunan.

Saat ini, kata dia, setelah terjadi bencana lumpur Sidoarjo, pengetahuan mengenai kegeologian menjadi penting, khususnya berkaitan dengan penemuan sedikitnya 20 cekungan baru di Indonesia.

Layang-layang Sumber Listrik Potensial

Layang-layang Sumber Listrik Potensial

Siap menyangka layang-layang yang selama ini hanya sekadar pelampiasan hobi dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Para peneliti di Universitas Delft Belanda telah membuktikan bahwa sebuah layang-layang yang diterbangkan dapat menghasilkan listrik 10 kilowatt.

Dalam demonstrasi tersebut, pakar energi terbarukan Prof Wubbo Ockels menggunakan layang-layang yang memiliki luas permukaan 10 meter persegi. Untuk menghasilkan listrik di generator, ia memanfaatkan uluran tali saat layang-layang bergerak naik. Saat layang-layang sampai pada ketinggian maksimum, tali digulung kembali dan proses tersebut diulang dari awal.

Pada percobaan berikutnya, ia dan timnya akan menguji layang-layang bernama Laddermill yang dapat menghasilkan listrik 50 kilowatt. Target jangka panjang yang ingin dicapai adalah membangun jaringan layang-layang untuk membangkitkan listrik hingga 100 megawatt.

Potensi layang-layang untuk menghasilkan listrik juga pada kemampuannya melayang sangat tinggi. Pemasangan kincir pada layang-layang berpotensi menghasilkan daya putar lebih baik daripada kincir angin di darat. Untuk menyalurkannya menggunakan tali konduktor sebagai pengganti kabel.

Sebagai perbandingan pada ketinggian 80 meter, kecepatan angin rata-rata 5 meter per detik. Pada ketinggian 800 meter, kecepatan angin rata-rata 7 meter perdetik. Karena energi yang dikumpulkan sebanding dengan pangkat tiga dari nilai kecepatannya, kincir pada ketinggian 800 meter mampu membangkitkan energi lima kali lipat kincir yang sama pada ketinggian 80 meter. Membangun tiang kincir angin hingga setinggi 800 meter bisa dikatakan tak ekonomis. Namun, menerbangkan layang-layang pada ketinggian tersebut memungkinkan.

Beberapa ilmuwan sebelumnya telah mengeksplorasi pemanfaatan layang-layang untuk membangkitkan listrik. Pada 2007, Google juga menyalurkan dana filantrofinya kepada perusahaan layang-layang Makani di AS senilai 10 juta dollar AS. Sebuah perusahaan Italia bernama Kitagen juga tengah mengembangkan sistem jaringan layang-layang yang dikembangkan untuk membangkitkan listrik hingga hitungan gigawatt setara sebuah fasilitas pembangkit listrik komersial.mr-kompas

Nyamplung, Potensi Baru Biofuel

Nyamplung, Potensi Baru Biofuel

Nyamplung atau kosambi
Sekitar tiga juta bibit tanaman nyamplung yang berpotensi digunakan sebagai sumber energi biofuel akan ditanam di tiga ribu hektar lahan di seluruh Indonesia. Hal itu dikatakan Menteri Kehutanan MS Kaban setelah membuka seminar nasional "Nyamplung, Sumber Energi Biofuel yang Potensial" di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Selasa (23/9).

"Tanaman ini sudah ditanam di lahan seluas hampir 400 ribu hektar yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti di daerah pesisir pantai Ciamis, Cilacap dan Papua," ujar Kaban.

Menurut Kaban, Indonesia memiliki potensi 800 ribu ha lahan yang bisa ditanami nyamplung di wilayah dengan ketinggian 0-200 meter. Tanaman ini dipilih sebagai sumber energi biofuel karena bijinya mengandung rendemen minyak tinggi. Satu kilogram biji kering nyamplung mengandung hampir 74 persen minyak.

"Kandungan itu lebih besar 2 kali lipat dari biji jarak dan bahkan semua tanaman penghasil bahan bakar nabati lainnya," kata Kaban.

Saat ini Departemen Kehutanan sedang melakukan riset terkait pembudidayaan tanaman dengan nama ilmiah Calophyllum inophyllum L tersebut. "Dephut mendapat amanat untuk berperan dalam penyediaan bahan baku dan ijin pemanfaatan lahan untuk pengembangannya," katanya.

Langkah tersebut sebagai bagian dari kebijakan energi nasional yang menargetkan tahun 2025 Bahan Bakar Nabati (BBN) memenuhi 5 persen dari kebutuhan energi nasional.

Biofuel

Nyamplung alias kosambi biasa tumbuh di tepi sungai atau pantai yang berudara panas dengan ketinggian hingga 200 m dpl (dari permukaan laut). Ciri-ciri pohon nyamplung antara lain batangnya berkayu, bulat, warna coklat, daunnya tunggal, bersilang berhadapan, bulat memanjang atau bulat telur. ujung daun tumpul, pangkal membulat, tepinya rata. Daun bertulang menyirip itu panjangnya 10-21 cm, lebar 6-11 cm dengan tangkai 1,5-2,5 cm.

Bunga nyamplung biasanya majemuk dan berbentuk tandan. Sementara buahnya bulat seperti peluru, diameter 2,5-3,5 cm, berwarna hijau, dan berubah cokelat jika kering. Biji buah bulat, tebal, keras, berwarna coklat. Pada inti terdapat minyak berwarna kuning.

Tinggi pohon nyamplung lebih kurang 20 meter dan berakar tunggang. Setiap pohon nyamplung menghasilkan sekitar 250 kg biji. Jumlah biji yang sudah kering (termasuk kulit) per kilogram mencapai kurang lebih 240 buah. Biji nyamplung ini menghasilkan minyak (biofuel) yang kadar oktannya cukup tinggi.mr-kompas

Planet Kerdil Kelima Diberi Nama Haumea

Planet Kerdil Kelima Diberi Nama Haumea
Ilustrasi planet kerdil bernama Haumea dan bulan-bulannya, Hi'iaka dan Namaka.
Jajaran planet kerdil di tata surya kembali bertambah dengan dimasukkannya obyek baru yang diberi nama Haumea. Obyek yang ditemukan pertama kali pada tahun 2005 berada di satu kawasan dengan Pluto.

Haumea diambil dari nama dewa Bumi dan kesuburan yang diyakini penduduk asli Hawaii. Nama tersebut dipilih Himpunan Astronomi Internasional (IAU) dalam kongres terakhir di Paris, minggu lalu. Obyek tersebut merupakan planet kerdil kelima setelah Pluto, Ceres, Eris, dan Makemake.

Planet kerdil merupakan kelompok baru yang ditetapkan IAU untuk mendefinisikan obyek yang tidak masuk dalam jajaran planet. Definisi tersebut ditetapkan sejak dua tahun lalu setelah IAU mengeluarkan Pluto dari kelompok planet di tata surya. IAU sempat mengganti istilah planet kerdil dengan plutoid, tapi urung menggunakannya.

Tidak seperti Pluto yang cenderung bulat, Haumea memiliki bentuk loncong seperti telur. Para astronom menduga bentuk tersebut disebabkan rotasinya yang relatif cepat akibat tumbukan obyek lainnya di masa lalu.mr-kompas

Jajanan Anak SD Terkontaminasi Bakteri

Jajanan Anak SD Terkontaminasi Bakteri

Jajanan anak-anak sekolah, terutama sekolah dasar, benar-benar memprihatinkan. Sanitasi yang buruk disertai terkontaminasinya jajanan tersebut dengan bakteri mengancam kesehatan anak.

Hasil penelitian pengajar Universitas Atma Jaya Jakarta menunjukkan beberapa jenis minuman yang biasa dibeli para siswa sekolah telah terkontaminasi beberapa bakteri yang membahayakan kesehatan anak. "Kualitas minuman yang dijajakan kepada anak-anak sekolah memprihatinkan, terutama karena telah terkontaminasi," ujar Diana Waturangi, salah satu peneliti saat memaparkan hasil penelitiannya di Universitas Atma Jaya Jakarta.

Penelitian ini dilakukan pada institusi pendidikan di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Setiap wilayah diambil 5 sekolah dasar. Adapun sampel minuman yang diambil antara lain es doger, jus buah, es teh, es jeruk, es milo, dan es batu.

Diana menuturkan, minuman-minuman tersebut umumnya terkontaminasi tiga jenis bakteri yang bisa membahayakan kesehatan anak-anak, yakni escherichia coli, salmonella, dan vibrio cholerae. Salah satu penyakit yang bisa ditimbulkan adalah diare.

Hasil penelitian terebut menunjukkan rendahnya perlindungan kesehatan pada anak-anak. Padahal, menjajakan makanan dan minuman saat bersekolah jadi aktivitas rutin yang biasa dilakukan anak-anak. Ini mengindikasikan besarnya peran jajanan untuk kebutuhan gizi mereka.

Es Balok Bukan untuk Diminum

Es Balok Bukan untuk Diminum

Si Kecil sakit perut gara-gara minum es sirop di sekolah? Ada apa, ya?

ES BALOK dibuat dari air mentah! Berita ini pastinya membuat kita khawatir akan kebiasaan jajan anak. Namun, sebuah perusahaan es balok di kawasan Pulo Gadung yang sempat dihubungi Tabloid Nakita menyanggah berita tersebut.

Mereka mengatakan, tidak semua perusahaan es balok menggunakan air mentah. Mereka sendiri memakai air yang sudah melalui sterilisasi. Hanya saja, memang tidak ada yang bisa menjamin kebersihan es balok selama proses pengangkutan dan penyimpanan-nya. Apalagi sebagian es balok dibuat untuk tujuan pengawetan hasil laut dan mendinginkan minuman dalam kemasan. Itulah sebabnya banyak pedagang minuman menggunakan es yang tidak layak konsumsi.

Sebuah penelitian yang dilakukan Fakultas Teknologi Pangan IPB menunjukkan, es balok yang diambil di sekitar kampus IPB Darmaga, Bogor, 10% di antaranya mengandung bakteri E. coli. Bakteri lain yang juga teridentifikasi pada saat pengujian adalah Enterobacter sp, Enterobacter cloacea, Pseudomonas sp., Citrobacter dan Klebsiella. Namun, dari semua bakteri tersebut, keberadaan bakteri E.coli yang patut diwaspadai.

KIAT AMAN

Sebetulnya, bakteri akan mati bila dipanaskan pada suhu 1000C. Karenanya, air yang akan dipakai untuk membuat es sebaiknya direbus dulu hingga mendidih. Teknik lain untuk mematikan bakteri adalah dengan dibekukan hingga 00C. Namun, tak semua bakteri mati dalam suhu 00C. Tak heran kalau sebagian bakteri pada es balok masih mampu bertahan. Lalu saat es tersebut mencair dalam suhu ruang, bakteri yang ada akan kembali berkembang biak.

Kita hendaknya juga memerhatikan mata rantai es balok dari produsen hingga ke konsumen. Umumnya, es balok dibawa tanpa kemasan yang baik, hanya menggunakan karung goni atau malah tidak dikemas sama sekali. Sangat mungkin selama melalui mata rantai dari produsen ke konsumen, es itu tercemar bakteri E. coli.

Amati pula, banyak restoran atau pedagang minuman menyimpan es baloknya di depot kayu atau seng di pinggir jalan. Kebersihannya tentu tak terjamin.

Untuk amannya, sebaiknya pastikan dulu asal es yang akan dikonsumsi. Bila berasal dari air yang layak dikonsumsi dan penyimpanannya terjaga, berarti es tersebut aman. Jika tidak yakin, pilih saja minuman dalam kemasan yang telah didinginkan tanpa perlu dicampur dengan es batu.

MENGENAL E. COLI

Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang hidup di dalam usus manusia. Keberadaannya di luar tubuh manusia menjadi indikator sanitasi makanan dan minuman, apakah pernah tercemar oleh kotoran manusia atau tidak. Keberadaan E. coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit penyakit (patogen) pada pangan.

Ada beberapa jenis E. coli yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. E. coli Enteropatogenik

Tidak membahayakan pada sebagian orang dewasa tetapi sering kali menyebabkan diare pada bayi. Mungkin ditularkan melalui air yang digunakan untuk mencuci botol. Karenanya, botol susu bayi sebaiknya direbus setelah dicuci untuk mencegah diare.

2. E. coli Enteroinvasif

Cukup membahayakan karena dapat menyebabkan penyakit disentri. Biasanya ditandai dengan tinja yang mengandung darah.

3. E. coli Enterotoksigenik

Banyak menyebabkan diare pada para pelancong (travelers diarrhea). Bakteri ini tidak terlalu membahayakan.

4. E.coli Enterohemoragik

Bakteri yang sangat berbahaya. Dalam penelitian Dewayanti-Hariyadi-et.al, 2001, dinyatakan bakteri ini hidup dalam daging giling mentah. Peneliti lain juga menemukannya pada air limbah rumah potong ayam.mr-Penulis : Utami Sri Rahayu

Minggu, 21 September 2008

Ribuan Obor Pedamaian Bakal Terangi Bajra Sandhi

Ribuan Obor Pedamaian Bakal Terangi Bajra Sandhi

Sedikitnya 10 ribu obor dan lilin perdamaian akan dinyalakan dan diusung mengelilingi monumen perjuangan rakyat Bajra Sandhi, di Lapangan Puputan Renon, Denpasar.

Pengusungan obor dan lilin menyala disertai bendatang kain putih menyerukan perdamaian untuk dunia itu, akan dilakukan 12 Oktober mendatang berkenaan dengan enam tahun tragedi ledakan bom di Kuta, 12 Oktober 2002, kata Sudiarta Indrajaya, ketua panitia kegiatan bertajuk Gema Perdamaian, di Denpasar, Sabtu.

Ia mengungkapkan, pengusungan obor yang juga disertai kumandang doa sesuai kepercayaan dan agama mereka masing-masing itu, akan dilakukan sedikitnya oleh 10.000 umat lintas agama dan etnis yang datang dari berbagai daerah, bahkan sejumlah negara lain.

Demikian juga dengan turis asing yang sedang berada di Bali, akan diminta untuk ikut terlibat dalam kegiatan Gema Perdamaian dua enam tahun meletusnya bom Bali 2002.

Saat kegiatan mengelilingi monumen sebanyak tiga kali itu dilakukan, di kawasan tempat kegiatan akan juga ditayangkan pesan-pesan perdamaian dari sejumlah tokoh di dunia, ucapnya.

Selain itu, dalam semarak nyala lilin dan gema doa itu juga akan diseligi dengan serangkaian seni tari dan tebabuhan musik tradisional Bali, bahkan penampilan khusus seni rudat dari kelompok seniman muslim Pulau Dewata.

Sudiarta menyebutkan, kegiatan yang diprakarsai sejumlah kalangan atau organisasi yang bergerak di bidang kepariwisataan tersebut, sesungguhnya tidak dimaksudkan untuk mengenang atau mengingat-ingat tragedi yang sempat merenggut ratusan korban tewas dan luka-luka itu.

Kegiatan yang mengambil momentum ledakan bom tersebut, dimaksudkan untuk lebih menjalin kebersamaan antarberbagai etnis dan agama yang ada di dunia, guna terciptanya perdamaian yang abadi, ucapnya.

Penyelenggaraan Gema Perdamaian kali ini merupakan yang keenam kalinya digelar di tempat yang sama, namun dengan materi penyajian yang sedikit berbeda.mr-kompas

Punahnya Tradisi Ting Selikuran

Punahnya Tradisi Ting Selikuran

radisi masyarakat di desa-desa sekitar Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, dan sekitarnya untuk menyalakan lampu ting setiap malam "selikuran" (Malam hari ke-21 bulan Ramadan,red) telah punah.

"Kalau dulu masyarakat Borobudur selalu memasang ting setiap malam selikuran di depan rumahnya," kata penggerak kesenian dan tradisi masyarakat sekitar Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Sucoro, di Borobudur, Sabtu (20/9) malam.

Masyarakat di berbagai desa memasang ting selikuran dengan cara digantung di depan rumah masing-masing pada malam selikuran. Setiap ting dihiasi dengan kertas aneka warna dan berbagai bentuk seperti kotak, bulat, bentuk kapal, ikan, dan buah-buahan.

Ia mengatakan, ting selikuran juga di pasang di tepi dan persimpangan jalan desa sehingga tampak suasana sakral pada saat tujuh hari sebelum Lebaran.

Kemungkinan, katanya, tradisi ting selikuran itu bagian dari upaya Sunan Kalijaga, salah satu di antara sembilan wali sanga yang menyebarkan agama Islam di Jawa, pada masa lampau, untuk dakwah.

Tradisi itu, katanya, telah punah mulai era 1970-an. "Mungkin karena di desa-desa mulai ada program listrik masuk desa sehingga masyarakat meninggalkan lampu minyak, termasuk ting," kata Sucoro yang juga pengelola Komunitas "Warung Info Jagad Cleguk", yang terdiri atas kalangan seniman rakyat dari desa-desa di sekitar Candi Borobudur itu.

Ia mengemukakan, ting sebagai kata pelesetan dari "tingalono" (Lihatlah, red). "Maksudnya supaya orang hidup itu melihat diri, introspeksi, dan melihat ke depan dengan optimis," katanya.

Budayawan Magelang, Soetrisman, membenarkan pada malam selikuran masyarakat di desa-desa di Magelang dan sekitarnya menyalakan ting berhias kertas aneka warna dan bentuk di depan rumahnya sehingga muncul suasana sakral di lingkungan tempat tinggal mereka. "Mungkin antara 1950 hingga 1960 mulai kelihatan tradisi itu hilang, diduga karena pengaruh adanya listrik. Sebelum tahun-tahun itu suasana malam selikuran terkesan magis, ada kekuatan spiritual karena ada lampu-lampu redup dan sinarnya samar-samar menghiasi depan rumah warga," katanya.

Beberapa hari sebelum malam selikuran, katanya, relatif lebih banyak pedagang ting di pasar-pasar dan di jalan-jalan. Masyarakat juga banyak yang membuat ting sendiri untuk tradisi malam selikuran.

Soetrisman yang juga pengajar sastra di Universitas Tidar Magelang dan Universitas Muhammadiyah Purworejo itu menyatakan tidak menyangka tradisi ting selikuran yang unik pada masa lampau bakal hilang oleh perkembangan modernisasi.

Tradisi ting selikuran, katanya, perlu dihidupkan antara lain karena bisa membantu perekonomian dan industri kerakyatan, mendidik masyarakat untuk peka terhadap pentingnya melestarikan lingkungan, mempromosikan penggunaan bahan nonplastik, dan hemat energi. "Itu bisa menghidupkan ekonomi kerakyatan, kepekaan lingkungan karena ting bisa dihias dengan kertas aneka warna dan dibentuk sesuai dengan potensi lingkungannya seperti bentuk ikan menunjukan potensi perikanan di desanya, secara kultural supaya budaya plastik tidak merajai kehidupan masyarakat,"mr-kompas

Ikan Paus Sering Mampir ke Gunung Kidul

Ikan Paus Sering Mampir ke Gunung Kidul
Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, yang terletak di pesisir selatan Pulau Jawa menyimpan sejumlah potensi wisata pantai. Setelah Pantai Baron, Krakal, dan Kukup, mulai populer, ada satu pantai lagi yang keindahannya masih tersembunyi. Pantai Panggang namanya. Pantai ini memiliki keindahan panorama laut berupa palung yang airnya jernih sehingga satwa laut terlihat jelas.


"Palung laut setempat sering menjadi tempat singgah ikan besar seperti paus tutul, hiu maupun lumba-lumba. Namun, untuk menikmati keindahan di dalam laut itu harus dilihat dari tebing curam setinggi 100 meter dari dasar pantai," kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) DIY Bambang Wibowo di Yogyakarta, Jumat (19/9).

Menurut dia, kawasan tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh tim KTNA DIY yang sedang membina para nelayan kawasan pantai Panggang, Gunungkidul. Mereka mengatakan di kawasan laut setempat sering dijadikan tempat pertemuan ikan-ikan besar.

"Para pemancing tradisional yang sering memancing dari tebing itu juga sering melihat sejumlah ikan besar berkumpul di kawasan laut tersebut," katanya.

Karena itu, menurut dia, apabila kawasan laut setempat dijadikan obyek wisata, diyakini akan disukai wisatawan.

Ia mengatakan kawasan laut dengan panorama seperti itu diyakini merupakan satu-satunya di sepanjang pantai selatan DIY. "Sehingga jika dibangun sarana dan prasaran wisata, kawasan tersebut bisa dimasukkan ke daftar wisata minat khusus," katanya.

Menurut dia, sayangnya guna menuju kawasan itu tidak mudah, dan untuk bisa melihat satwa laut harus dari atas tebing yang cukup tinggi.mr-kompas

Mitologi "Cinta" Batu di Mazoola

Mitologi "Cinta" Batu di Mazoola

Pengunjung melihat berbagai jenis batu alam yang disimpan di Gems Stone Gallery di Obyek Wisata Maharani Zoo dan Goa di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat (22/8). Selain menikmati keindahan warna-warni batuan alam, pengunjung juga mendapat pengetahuan mengenai unsur-unsur kimia yang ada pada batuan tersebut.

”Dapat menciptakan telekomunikasi secara telepati dengan seseorang begitu mudahnya, terutama jika keduanya memegang batu ini.” Begitu tertulis di secarik kertas berlapis plastik yang dipasang berdampingan dengan kristal berwarna biru kemilau tertimpa sorotan lampu.

Kynite Blade, nama kristal itu seperti tertulis pada kertas pemandu. Data soal kristal ini dilengkapi pula dengan unsur yang terkandung dalam batu ini. Begitu pula dengan asal batunya, yaitu dari Brasil, Swiss, Myanmar, dan Kenya. Kristal ini tersimpan dalam lemari kaca terkunci, dipercantik dengan sorotan ringan lampu.

Di sisi-sisinya juga terdapat batu lain yang tak kalah cantik. Namun, ada pula batu yang bentuknya tidak beraturan dan warnanya tak semenarik Kynite Blade. Batu-batu itu hanya sebagian kecil dari bebatuan yang dipamerkan di Gems Stone Gallery di Maharani Zoo dan Gua Lamongan (Mazoola), Jawa Timur.

”Batu-batu ini membuat saya bisa bersyukur. Menyaksikan warna-warna indah ini menunjukkan kekuasaan Tuhan,” kata Pujiono Suryanto (34), warga Tlogoanyar, Lamongan, yang mengunjungi Mazoola akhir Agustus lalu.

Referensi

Pujiono yang berkunjung bersama 11 anggota keluarganya ini terpesona dengan Gems Stone Gallery meski di Mazoola juga terdapat kebun binatang dan ruang diorama satwa. Bagi Pujiono, daya tarik terbesar terletak pada aneka bentuk batu yang jarang ditemui. Apalagi, di batu-batu itu juga dilengkapi dengan mitos yang mengiringi.

Sebut saja, misalnya, Rose Quarts Sphere berbentuk kristal trigonal, Fuschite, dan Rough Variscite. Serupa dengan Kynite Blade, di sisi batu-batu ini terpampang pula keterangan singkat. Rose Quarts Sphere disebut-sebut mampu memberi energi cinta, kelembutan, dan perasaan tenang. Singkat kata, dalam diri seseorang akan timbul rasa cinta jika berada di dekat kristal ini.

Kristal lainnya, Fuschite asal India, disebut-sebut menimbulkan energi positif yang tinggi. Bekerja dengan batu ini bisa mendorong seseorang menggunakan kelebihan pikiran dan dipandu oleh hati yang bijaksana. Kalau sedang butuh kedamaian hati, cinta, kejelasan, dan penyembuhan emosi, Rough Variscite bisa menjadi referensi. Setidaknya, begitulah yang tertera dalam petunjuk yang menyertai kristal tersebut.

Selain kristal dan bebatuan berwarna, di galeri ini juga bisa ditemui sejumlah fosil, seperti trilobite, sejenis binatang berbuku-buku (segmented creature) yang hidup sekitar 535 juta tahun lalu. Batu-batu dalam lemari kaca bening menciptakan kesan apik berbalut suasana gua alamiah yang eksotis.

Pengelola Mazoola, Ma’mun (35), mengungkapkan, koleksi batu di Gems Stone Gallery mencapai 430 buah. Batuan ini 60 persen milik investor Mazoola, sedangkan sisanya dipinjamkan oleh sejumlah kolektor. Masuknya unsur mitologi di galeri bebatuan ini tidak terlepas dari upaya untuk mengisahkan batu yang tidak sekadar batu. Ada makna di balik bebatuan itu. Dipajanglah narasi yang menggugah pengunjung untuk mengenal lebih dalam, tidak sekadar tertarik dengan warna-warni belaka.

Cerita di balik batu ini, yakni seputar cinta, kedamaian, telepati, dan kebijaksanaan, bukan dibuat sembarangan. Semua melalui riset dan penelitian. Sumbernya bisa dari ensiklopedia dan situs internet. ”Makanya, kalau kami belum dapat data tentang batu itu, belum ada referensi yang dipasang. Takut malah bikin malu kalau salah. Apalagi, kalau memberi informasi yang salah kepada anak- anak yang study tour ke sini,” kata Ma’mun.

Apalagi, Mazoola memang memiliki target pasar sebagai obyek wisata edukasi. Pengunjung, selain diajak berekreasi, juga diberi tambahan pengetahuan. Konsep ini juga tampak dari penataan kebun binatang dan ruang diorama satwa. Wahana andalan lain dari Mazoola itu memanfaatkan keaslian Gua Maharani.

Wahana lain

Kebun binatang yang dikonsep dengan warna mencolok ini menawarkan kedekatan pengunjung dengan hewan di sana. Pagar pembatas tidak terlalu tinggi sehingga memudahkan pengunjung menyaksikan tindak-tanduk hewan tersebut. Meski demikian, keamanan tetap terjaga dengan menilik sifat setiap hewan. Misalnya, area orangutan diberi pagar pembatas dan kawat beraliran listrik, dikelilingi dengan pembatas air karena biasanya hewan ini tidak menyukai air.

Namun, hingga menjelang akhir Agustus, di kebun binatang ini masih didominasi papan bergambar hewan dengan tulisan ”akan segera hadir”. Kandangnya sudah siap, tetapi hewan-hewan penghuninya belum tiba. Wahana belajar juga bisa didapat dari diorama satwa. Sebagian tulang-belulang dan hewan yang sudah diawetkan bisa disaksikan di ruang kecil tetapi padat ini.

Belulang ikan paus, replika belulang dinosaurus, serta sejumlah jenis macan dan kura-kura yang sudah diawetkan juga bisa ditemukan di wahana ini. Sayangnya, belum ada petunjuk singkat mengenai sejarah dan cerita unik di balik hewan- hewan ini. ”Ini memang sengaja karena kami akan menyediakan pemandu. Nanti mereka yang cerita supaya ada interaksi,” ujar Anna (20-an), petugas jaga di ruang diorama satwa.

Menurut Ma’mun, Mazoola yang terkoneksi dengan Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Tanjung Kodok memiliki nilai jual masing-masing. Agar tidak saling memakan pangsa pasar, bidikan pasarnya dibuat berbeda, tetapi saling dukung. WBL yang berada persis di depan Mazoola menawarkan ”Dunia Fantasi” ala Lamongan, dengan keterbatasan alat, tetapi kaya imajinasi. Wisata ini memanfaatkan potensi pantai meski pengelola mereklamasi sebagian garis pantai. Pangsa pasar bidikan WBL lebih kepada keluarga yang berlibur, sedangkan Mazoola membidik siswa sekolah dengan mengedepankan unsur edukasi dan wisata.

Dengan interkoneksi ini, Mazoola membidik pasar dari Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah bagian timur. Lokasi wisata seluas 3,2 hektar ini cukup strategis, berada di tepi Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) di pesisir pantai utara Pulau Jawa. Mazoola bisa ditempuh 1,5 jam dari Surabaya, sekitar 50 menit dari Kota Lamongan, dan sekitar 40 menit dari Tuban.

Sejak diresmikan akhir Mei 2008, pengunjung dari Rembang, Pati, Kudus, Semarang, dan Ungaran (Kabupaten Semarang) juga sudah mulai berdatangan. ”Untuk mendukung konsep ini, kami sedang menyusun buku panduan tentang semua isi Mazoola. Nanti akan dibagikan kepada pengunjung,” kata Ma’mun.

Tentu, dengan demikian, pengunjungnya tidak sekadar mendapat mitologi ”cinta” batu, tetapi juga mendapat pengetahuan dan kesenangan, berbalur narasi unik di dalamnya.mr-kompas

Memasuki Masa Lalu

Memasuki Masa Lalu

TAK banyak orang mengenal eksotisme alam di wilayah perbukitan kota Temanggung. Tak banyak pula yang menaruh perhatian pada penggalan sejarah Jawa kuno berwujud bangunan dan prasasti, tanda yang senantiasa mengundang dialog dengan masa lalu.

Kami memasuki bangunan gerbang tua yang menyerupai candi dan corak arsitekturnya mirip bangunan peninggalan Kerajaan Majapahit di Mojokerto, Jawa Timur. Tempat itu terletak di wilayah agak mendatar, tertutup pohon-pohon besar. Satu-dua kera mendekat seperti mengawasi.

Itulah gerbang utama menuju Umbul Jumprit, mata air yang disucikan. Air umbul (sendang, mata air) adalah air keberkahan yang diambil para biksu dengan ritual khusus untuk digunakan dalam upacara Trisuci Waisak di Candi Borobudur. Umbul yang tak pernah kering ini juga "mengisi" Sungai Progo.

Jalan menuju umbul teduh dan sunyi. Kira-kira 30 meter dari gerbang utama berdiri patung Hanoman (kera sakti dalam kisah Ramayana) di depan gerbang kedua yang harus dilewati untuk mencapai umbul. Mata air itu terletak di bawah goa, dilindungi pohon tua yang sangat besar, bersulur-sulur. Matahari tidak bisa menembus kerimbunannya.

"Kalau mau airnya, saya ambilkan langsung dari umbul," ujar Muhtasori, petugas di situ. Ia berjalan pelan mendekat ke goa, menundukkan kepala sejenak, membungkukkan badan, dan terlihat hati-hati memasukkan air ke mulut botol. Air itu terasa sangat dingin dan jernih.

Muhtasori mengatakan, banyak orang datang ke umbul pada hari-hari tertentu, khususnya pada malam tanggal 1 Sura, untuk bermeditasi dan mandi. Biasanya dilakukan selewat tengah malam. "Dulu tak banyak orang tahu tempat ini," ia melanjutkan, "Pengunjung mulai berdatangan pada 1980-an. Ada orang Jerman yang beberapa kali ke sini."

Petilasan Jumprit disebut dalam Serat Centhini, karya sastra para pujangga Jawa tahun 1815, terutama dikaitkan dengan legenda Ki Jumprit.

"Menurut cerita, beliau adalah ahli nujum dari Majapahit. Namun, juga ada yang bilang, beliau putra Raja Majapahit, Prabu Brawijaya," tutur Muhtasori, "Beliau pergi dari keraton, bertapa, ditemani seekor monyet bernama Seta. Monyet-monyet di sini keturunan Seta. Jumlahnya sekarang sekitar 20-an."

Kebenaran cerita itu boleh saja dipertanyakan. Akan tetapi, memperlakukan umbul dengan penuh hormat, seperti dilakukan Muhtasori, adalah keharusan.

Merawat mata air adalah merawat kehidupan. Umbul Jumprit tak hanya terkait dengan legenda masa lalu. Ia menghadapi tantangan kontekstual, dengan kehidupan sebagai pertaruhan. Dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 mengenai Sumber Daya Air, orang-orang rakus mendapat "restu" untuk menguasai mata air di berbagai pelosok Bumi Pertiwi ini.mr-kompas

Tiga Ekor Lumba-lumba Terdampar di Brebes

Tiga Ekor Lumba-lumba Terdampar di Brebes

Tiga ekor lumba-lumba terdampar di pantai Randusanga Indah, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Kamis (18/9) sekitar pukul 15.00. Satu diantaranya akhirnya mati karena sakit. Hingga Jumat (19/9) siang, dua lumba-lumba yang masih tersisa dibiarkan berada di kolam becak air, dan menjadi tontonan warga.

Ketiga lumba-lumba tersebut ditemukan oleh warga sekitar yang biasa berjualan di Pantai Randusanga Indah, Dakram (35) dan Sapin (35). Menurut Dakrim, saat itu ia hendak menata dagangan di warungnya.

Tiba-tiba ia melihat satu ekor lumba-lumba terdampar di pantai sebelah timur dan dua lainnya terdampar di pantai sebelah barat. Setelah didekati, ketiga lumba-lumba itu terlihat tidak sehat. Bahkan satu lumba-lumba yang terdampar di pantai sebelah timur, mengalami luka di bagian mulut.

Bersama dengan Sapin, ia membawa ketiga lumba-lumba itu ke dalam kolam yang biasa digunakan untuk mainan becak air, seluas sekitar 5.000 meter persegi. Satu ekor lumba-luma yang sakit akhirnya mati satu jam kemudian dan dikuburkan di kawasan pantai tersebut.

Menurut Dakrim, lumba-lumba itu memiliki berat lebih dari 40 kilogram, dengan panjang sekitar 1,5 meter. Untuk sementara, warga bersama-sama menjaga keberadaan hewan air tersebut. "Sampi saat ini kami sudah dua kali memberi makan lumba-lumba itu dengan pirik (ikan kecil-kecil)," ujarnya.

Ia berharap agar pemerintah segera bertindak untuk melindungi kedua hewan itu. Apabila dibiarkan, dikhawatirkan kedua lumba-luma itu akan mati. "Selain airnya keruh, di dalam kolam itu terdapat tonggak-tonggak bambu yang terpasang melingkar di bagian tengah. Lumba-lumba itu dapat terjepit diantara bambu," katanya.

Kepala Kantor Informasi dan Kehumasan Kabupaten Brebes, Mayang Sri Herbimo mengatakan, pemerintah sedang membahas beberapa opsi terkait temuan lumba-lumba itu. Tindakan utama yang saat ini dilakukan yaitu menjaga agar kedua hewan tersebut tetap hidup, dengan memperbaiki kualitas air dalam kolam.

Selanjutnya, apabila memang keduanya dapat bertahan di tempat itu, pemerintah akan mengurus perizinan dan menjadikannya sebagai bagian kekayaan wisata Pantai Randusanga Indah. "Namun apabila tidak memungkingkan, kedua hewan itu akan dilepas kembali ke laut . Yang penting ikan hidup dulu,"mr-kompas

Menapaki Jejak Islam di Kudus

Menapaki Jejak Islam di Kudus

Mesjid Menara Kudus
/Wilayah Pantura Timur dari Demak-Kudus hingga ke arah Jawa Timur dikenal sebagai daerah yang pernah disinggahi para Walisongo untuk penyebaran agama Islam.

Tak heran, jika budaya dan sisa-sisa peninggalan sejarah Islam masih ada. Bahkan, banyak suri tauladan yang patut dicontoh oleh penyebar agama Islam tersebut.

Seperti halnya di Kota Kudus, terdapat makam Sunan Muria dan Sunan Kudus, sebagai penyebar agama Islam yang sampai sekarang makamnya banyak dikunjungi peziarah.

Adanya dua tokoh penyebar Islam ini, masih meninggalkan kisah dan artefak kebudayaan Islam yang dapat dijumpai di sejumlah tempat di Kudus. Wilayah ini akhirnya mendapat julukan yang melekat dibanding kota lain, yakni sebagai kota santri.

Terlebih lagi, nama kota di Jawa yang berasal dari bahasa arab ternyata hanya Kudus. Diambil dari kata "Alquds" yang berarti tempat suci.

Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq sendiri sampai sekarang masih meninggalkan sisa-sisa kebudayaan yang dapat dilihat dan kebiasaan yang masih banyak dipegang oleh warga asli Kudus, terutama di Kudus Kulon, di lokasi sekitar Masjid dan Menara Sunan Kudus.

Sunan Kudus juga dikenal sebagai seorang wali yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap agama lain, Hindu yang kala itu cukup berkembang.

Adapun kebiasaan Sunan Kudus hingga kini masih dijadikan panutan hidup adalah berdagang. Namun, hingga sekarang belum diketahui secara jelas sunan yang merupakan anak Raden Usman Haji yang bergelar Sunan Ngudung Di Jipang, Panolan Blora dan yang dilahirkan pada abad XV (Ensiklopedia Islam, 1985) tersebut berdagang apa.

Sejumlah kalangan berpendapat, berdasarkan cerita turun-temurun, kebiasaan berdagang berawal dari kebiasaan sunan.

Menurut Ketua Yayasan Masjid dan Menara Sunan Kudus (YMMSK), Em Nadjib Hassan, hingga kini belum diketahui usaha dagang yang dijalani Sunan Kudus, karena memang belum ada kajian yang komprehensif (riwayat) Sunan Kudus. "Saat ini masih menjadi kontroversi," katanya.

Kata Nadjib, sejak dulu masyarakat Kudus memang dikenal sebagai seorang pedagang. Bukti masyarakat Kudus sebagai pedagang dapat dilihat pada daerah bernama Kampung Kudusan di Lumajang Jawa Timur. Hal demikian, terjadi pada pedagang yang menjual barang dari daerah lain yang mendapat julukan "Blayar".

Apalagi, status sosial pedagang waktu itu memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan seorang pegawai pemerintahan, karena pegawai masih dipandang sebagai seorang yang dekat dengan dengan kolonial. "Hingga sekarang masih banyak orang tua yang mengancam anaknya yang nakal, akan menikahkan dengan pegawai. Orang tua lebih memilih menantu seorang pedagang daripada pegawai," jelas Nadjib.

Kebiasaan kehidupan Islami yang kental pun saat ini masih bisa terlihat. Tidak ada salahnya Kudus juga bisa dikatakan sebagai kota Santri, bukan hanya kota Kretek.

Sebab, menjelang Maghrib, di ruas jalan wilayah Kudus Kulon akan terlihat lengang dan tidak ada warga yang lalu lalang. "Jika ada yang keluar, biasanya para santri dan warga yang menunaikan Sholat," katanya.

Ditegaskannya, pada malam hari tidak ada perempuan yang akan keluar malam. "Kalaupun ada yang terlihat sampai pukul 01.00 WIB, karena pulang dari pengajian," katanya.

Kehidupan Islami ini juga nampak ketika para perempuan akan ditempatkan di bagian rumah yang dipisahkan dengan anyaman bambu untuk menutupi dari pandangan yang bukan muhrimnya.

Hanya saja, masih banyak yang salah kaprah soal gadis pingitan yang tidak boleh ke luar rumah. Padahal, gadis dipingit artinya menerapkan nilai-nilai Islam, sehingga seorang gadis tidak sembarangan ke luar rumah, untuk menghindari non muhrim.

Selain itu, kehidupan Islami juga tercermin pada perusahaan rokok seperti merek Djambu Bolan dan Sukun yang masih meliburkan buruhnya pada hari Jumat.

Peninggalan Sunan Kudus yang besar adalah menanamkan rasa keagamaan dan berkomitmen tinggi terhadap Syariat Islam. Sunan Kudus berharap umat Islam harus mandiri dan memiliki jiwa kewirausahaan.

Semasa hidupnya juga tidak eksklusif dan sangat akulturatif dengan perkembangan budaya agama Hindu yang saat itu cukup berkembang.

Hal ini tercermin pada bangunan menara di sebelah Masjid Sunan Kudus, untuk mengumumkan acara penting keagamaan.

Menara ini memiliki ketinggian 15 meter yang berbahan dasar batu bata, sirap, dan semen. Melalui inskripsi pada salah satu bagian rangka atap menara pendirian Menara Kudus, menunjukkan angka tahun 1609 jawa atau 1687 masehi. Menara Sunan Kudus mengadopsi kebudayaan Hindu yang diisi nilai-nilai Islami.

Selain itu, warga Kudus juga memiliki pantangan tersendiri yang dijaga turun-temurun untuk tidak menyembelih sapi, sebagai simbol hewan yang dikeramatkan Agama Hindu.mr-kompas

Ternak Kambing Akrabkan Islam-Hindu di Bali

Ternak Kambing Akrabkan Islam-Hindu di Bali

Angin berembus tidak begitu kencang di bawah pohon kopi daerah pegunungan Busungbiu, perbatasan antara Kabupaten Buleleng dan Tabanan, menambah keakraban tiga-empat petani yang beristirahat setelah menikmati santap siang.

Mereka beristirahat setelah membersihkan sela-sela tanaman kopi, berdiskusi kecil untuk bersama-sama mencari alternatif meningkatkan pendapatan, di tengah kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan, yakni semakin "meroketnya" harga-harga kebutuhan bahan pokok.

Petani dalam satu kelompok diskusi kecil yang berbeda latarbelakang agama dan kepercayaan, yakni Islam dan Hindu itu mengadakan dialog secara terbuka untuk pengembangan ternak kambing, sebagai alternatif meningkatkan pendapatan.

Keinginan petani kopi di Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, 110 km barat laut Denpasar untuk mengembangkan ternak kambing mendapat respon positif dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali dan Dinas Peternakan setempat, tutur Ketua MUI Bali Haji Ahmad Hasan Ali (75).

Pria kelahiran Palembang, 19 Pebruari 1993 yang telah menetap di Bali hampir selama setengah abad itu merespon keinginan petani kopi untuk mengembangkan ternak kambing, karena usaha tersebut mempunyai prospek cerah.

Selain meningkatkan kesejahteraan petani, juga akan mampu menyediakan matadagangan kambing dalam jumlah yang memadai yang selama ini selalu didatangkan dari daerah-daerah di Jawa Timur maupun Nusa Tenggara Barat (NTB), terutama untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha bagi umat Muslim setempat.

Ir Suprio Guntoro dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali, segera melakukan penelitian terhadap kemungkinan pengembangan ternak kambing di sejumlah desa-desa di Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng.

Penelitian yang dilakukan tahun 2004 itu menunjukkan, lahan di bawah tanaman kopi sangat baik untuk pengembangan ternak kambing yang sanggup meningkatkan pendapatan petani dua kali lipat setiap tahunnya, dibandingkan hanya membudidayakan kopi.

Melihat hasil penelitian tersebut, MUI Bali dengan dukungan Dinas Peternakan setempat langsung menggandeng Yayasan Sahabat Bali untuk membantu bibit ternak kambing guna dikembangkan masyarakat tani di bawah pohon kopi.

"Keterpaduan pemeliharaan ternak kambing-kopi dirintis sejak awal 2005 yang ternyata telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, di samping lebih meningkatkan keakraban umat Islam-Hindu di Bali," tutur pensiunan pegawai Bimas Islam Kanwil Departemen Agama Propinsi Bali itu.

Suami dari Hj Ni Massalma yang tampak sehat bugar di usia senjanya itu, mengaku telah beberapa kali melihat dari dekat usaha peternakan kambing di bawah pohon kopi yang ditekuni ribuan petani Desa Sepang, Tista dan desa Sekitar Kecamatan Busungbiu.

Keterpaduan pemeliharaan kambing dan tanaman kopi yang dirintis petani Busungbiu sejalan dengan upaya MUI Bali mengembangkan dialog dan memantapkan kerjasama lintas agama, sebagai upaya memantapkan kerukunan yang selama ini mesra dan harmonis, hidup berdampingan satu sama lainnya.

Agama Islam masuk wilayah Kabupaten Buleleng, bekas pusat ibukota Sunda Kecil yang wilayahnya meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, pada tahun 1587 dibawa oleh tiga orang umat Islam dari Jawa yang menjadi pengantar gajah hadiah Dalem Solo.

Pusat Islam tertua di Bali utara menurut Ketut Ginarsa dan Suparman Hs yang ikut menyusun buku sejarah masuknya agama Islam ke Bali, adalah Banjar Jawa yang kemudian menyebar ke daerah sekitarnya antara lain Pegayaman.

Berlipat Ganda

Ir Suprio Guntoro yang telah melakukan penelitian dan pengkajian terhadap keterpaduan pemeliharaan ternak kambing-tanaman kopi di Kecamatan Busungbiu mengatakan, selain meningkatkan keabraban petani juga mampu meningkatkan pendapatan berlipat ganda.

Petani yang memelihara satu hektar tanaman kopi, awalnya hanya berpenghasilan Rp10 juta per tahun. Namun dengan memelihara sepuluh hingga 12 kambing induk pendapatannya bertambah menjadi Rp21 juta setiap tahunnya atau dua kali lipat.

Petani desa untuk meraup penghasilan yang lumayan besar itu tidak perlu susah-susah mencari hijauan pakan ternak untuk kambing piaraannya. Rumput yang tumbuh dan daun dadap sebagai tanaman peneduh menjadi makanan kambing sehari-hari.

Kambing induk yang dipelihara itu setiap dua tahun mempunyai tiga anak, sehingga 12 ekor induk setiap tahun akan beranak 18 ekor. Setelah dipelihara delapan-sembilan bulan, laku seharga Rp 1 juta/per ekor.

Kambing jenis peranakan ettawa (unggul) itu selain dagingnya gurih juga menghasilkan susu yang dapat memberikan nilai lebih.

Dampak positif lainnya yang dapat dinikmati petani, adalah kemudahan tidak membeli pupuk untuk menyuburkan tanaman kopi, karena bisa memanfaatkan kotoran maupun air kencing kambing ternak piaraan.

Pemupukan lahan kopi seluas satu hektar, petani perlu pemeliharaan ternak kambing 10 hingga 12 ekor. Hal itu sudah dilakukan petani kopi di Desa Sepang dan Desa Tista. "Berkat keterpaduan pemeliharaan ternak kambing-tanaman kopi, sekaligus mampu meningkatkan populasi kambing di Bali," tutur Guntoro.

Populasi kambing di Bali tercatat 100.000 ekor, dinilai masih kurang, mengingat untuk memenuhi kebutuhan masih didatangkan dari daerah tetangga Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Pengembangan ternak kambing menurut Kepala Dinas Peternakan Propinsi Bali Ir Ida Bagus Ketut Alit, hanya dilakukan di daerah-daerah tertentu, berbeda halnya dengan pemeliharaan babi dan sapi yang hampir merata di pelosok pedesaan Bali.

Ke depan pengembangan ternak kambing perlu lebih diintensifkan minimal mampu memenuhi kebutuhan lokal maupun persediaan matadagangan antarpulau.

Program keterpaduan itu kini dikembangkan dengan sasaran lebih luas yakni pengembangan ternak sapi, kambing dengan seluruh komoditi pertanian maupun perkebunan, sebagai upaya mewujudkan pembangunan pertanian ramah lingkungan.

Untuk menyuburkan lahan petani tidak lagi tergantung pada pupuk urea, namun bisa memanfaatkan limbah kotoran dari ternak serta menggunakan pembasmi hama secara alami.mr-kompas

Jumat, 19 September 2008

Jaga Badan Selama Puasa

Jaga Badan Selama Puasa
Penulis : Purwanti









Sebagian besar masyarakat Indonesia akan mengalami bobot tubuh yang meningkat setelah bulan Ramadhan, padahal puasa di bulan Ramadhan bisa dijadikan salah satu alternatif cara Anda untuk berdiet.

Menurut dr. Phaidon Lumban Toruan, MM, penulis buku Fat Loss Not Weight Loss, fenomena meningkatnya bobot tubuh setelah puasa sudah menjadi hal yang tidak mengagetkan lagi. "Padahal dengan berpuasa, kita bisa mengatur pola makan kita," ujarnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Phaidon memiliki tips untuk Anda agar tetap langsing dan bugar setelah bulan puasa.

Ketika Anda berbuka, segerakan dengan makanan manis. "tentu hal ini tidak asing di telinga masyrakat kita. Namun perlu di garis bawahi, hadist nabi untuk berbuka yang manis bukan dengan minuman manis tapi dengan kurma dan madu," ujar Phaidon.

Kurma, tambah Phaidon, mengandung mineral penting, fruktosa dan asam amino. Hampir semua kandungan yang ada di dalam kurma sangat bermanfaat bagi orang yang berpuasa. Selain itu, Anda juga bisa menambahkan menu buah-buahan, "bisa buah yang di blender atau dimakan langsung," katanya.

Setelah berbuka dengan makan manis tadi, Anda bisa memulai makan berat Anda dengan menu kaya serat. "untuk nasi, gunakan beras merah," tambahnya. Jika lauknya hewani, buang bagian lemaknya. Tambahkan dengan sayur-sayuran.

Menu untuk sahur, Phaidon menyarankan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, ubi, kentang, singkong. Karbohidrat kompleks memiliki efek mengenyangkan, ia diserap dan dicerna secara perlahan-lahan sehingga kadar gula dalam tubuh naik secara perlahan. "gula tubuh diolah menjadi energi untuk beraktivitas di siang harinya, jika gula tubuh tidak mencukupi maka tubuh akan mengambil lemak sebagai energi alternatif," katanya.

Selain itu, Anda bisa menambahkan susu tanpa tambahan pemanis (gula) sebagai menu sahur Anda. Phaidon juga merekomendasikan, untuk melakukan olahraga paling tidak 30 menit sebelum berbuka dengan aerobik ringan agar tubuh tetap bugar dan sehat. "Jika kita melakukan olahraga berat sebelum berbuka, gula darah yang ada dalam tubuh tidak akan cukup. Jika dipaksakan, bisa pingsan," kata Phaidon. Dengan berolahraga sebelum berbuka, maka cairan tubuh yang hilang akan segera tergantikan ketika waktu berbuka tiba tak lama setelah olahraga selesai dilakukan.

Peran suplemen menurut Phaidon hanyalah sebagai tambahan dan pelengkap nutrisi yang tidak didapatkan dari menu sahur dan berbuka kita. Untuk melengkapi menu sehat, Phaidon juga menyarankan untuk mengonsumsi sayur dan buah yang tidak dimasak (mentah) karena nutrisi yang ada di dalamnya belum rusak oleh pemanasan saat memasak.

Alquran dan Sains Modern

Alquran dan Sains Modern

"Tak ada benturan dan pertentangan antara Islam dengan sains," cetus Ketua Persatuan Ulama Umat Islam Dunia, Dr Yusuf Al-Qaradhawi, dalam sebuah kesempatan. Alih-alih bertentangan, para saintis modern Barat telah membuktikan bahwa ajaran Islam sangat sejalan dengan ilmu pengetahuan modern.

Alquran--sebagai kitab suci dan petunjuk hidup umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada 14 abad silam, secara mengagumkan, mengungkapkan sederet fenomena ilmu pengetahuan yang telah terbukti akurasi dan kebenarannya. Hal itu berbeda dengan Bible ajaran Kristen yang justru memiliki banyak perbedaan pandangan dengan ilmu pengetahuan.

Munculnya perbedaan pandangan antara Bible dengan sains memang telah mengundang perdebatan di kalangan penganut Kristen. Banyaknya ketidaksesuaian antara Bible dengan sains diungkapkan Robert C Newman dalam sebuah tulisannya bertajuk Conflict between Christianity and Science. Hal itu kerap mengundang keraguan di kalangan Nasrani tentang kebenaran Bible sebagai firman Tuhan.

Setelah melakukan berbagai penelitian ilmiah, para saintis Barat telah membuktikan kebenaran janji Allah SWT tentang isi Alquran. Dalam surah Albaqarah ayat 2, Allah SWT berfirman, "Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa."

Prof Keith L Moore, guru besar Departemen Anatomi dan Biologi Sel Universitas Toronto, telah membuktikan kebenaran firman Allah SWT itu. "Saya tak tahu apa-apa tentang agama, namun saya meyakini kebenaran fakta yang terkandung dalam Alquran dan sunah," papar Moore yang terkagum-kagum dengan kandungan Alquran yang secara akurat menjelaskan perkembangan embrio manusia.

Berikut ini sebagian kecil fakta penting tentang kandungan Alquran yang sejalan dengan temuan dunia sains modern.

Pembentukan awan
Para saintis telah mempelajari beragam jenis awan. Selain itu, kalangan ilmuwan juga meneliti proses terbentuknya awan dan bagaimana hujan terjadi. Secara ilmiah, saintis memaparkan proses terjadinya hujan dimulai dari awan yang didorong angin. Awan Cumulonimbus terbentuk ketika angin mendorong sejumlah awan kecil ke wilayah awan itu bergabung hingga kemudian terjadi hujan.

Tentang fenomena pembentukan awan dan hujan itu, Alquran pun menjelaskannya secara akurat. Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih. Maka, kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan, seperti) gunung-gunung. Maka, ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS Annur: ayat 43).

Lautan dan sungai
Ilmu pengetahuan modern telah menemukan adanya batas di tempat pertemuan antara dua lautan yang berbeda. Pembatas itu membagi dua lautan sehingga setiap laut memiliki temperatur, berat jenis, dan kadar garam masing-masing. Misalnya, laut Mediterania memiliki air yang hangat serta kadar garam dan berat jenisnya lebih rendah dibandingkan Samudra Atlantik.

Temuan sains modern itu sejalan dengan Alquran yang telah mengungkapkannya sejak 14 abad lampau. Dalam surah Arrahman ayat 19-20, Allah SWT berfirman, ''Dia membiarkan dua lautan mengalir, yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya, ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.''

Perbedaan kadar garam kedua lautan yang dipisahkan pembatas itu juga diungkapkan dalam surah Alfurqan ayat 53, "Dan, Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." Kebenaran ayat Alquran itulah yang membuat para saintis Barat berdecak kagum.

Pentingnya ASI
Dunia kesehatan modern beberapa tahun ini mulai menggaungkan pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI). Anjuran itu mulai digalakkan karena ASI memiliki banyak keunggulan. Secara ilmiah, ASI merupakan makanan bagi bayi yang telah terbukti memiliki keunggulan dibandingkan dengan susu sapi atau susu yang berasal dari sumber lain. Alquran telah menyatakan pentingnya pemberian ASI bagi bayi dan batita sejak 14 abad lampau.

Dalam surah Albaqarah ayat 233, Allah SWT berfirman, "Para ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama 2 tahun penuh. Yaitu, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan, kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf."

Serebrum (otak besar)
Pada surah Al 'Alaq ayat 15-16, Allah SWT berfirman, "Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian), niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. (Yaitu) ubun-ubun orang mendustakan lagi durhaka." Ubun-ubun inilah yang disebut para saintis sebagai serebrum (otak besar). Lalu, apa hubungannya dengan kebohongan dan serebrum?

Secara psikologi, otak besar ini ternyata bertanggung jawab untuk merencanakan, memotivasi, dan memprakarsai hal yang baik ataupun buruk. Otak besar juga bertanggung jawab atas kebohongan dan kebenaran yang dikatakan seseorang.

Pembentukan embrio manusia
Alquran secara gamblang telah menjelaskan proses pembentukan embrio manusia. "Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain ...." (QS Almu'minun: 12-14).

Fakta yang diungkapkan dalam Alquran itu sungguh mencengangkan para saintis modern Barat. "Saya sungguh sangat membahagiakan bisa membantu mengklarifikasi pernyataan Alquran tentang perkembangan manusia. Jelaslah bagi saya, pernyataan (Alquran) itu pastilah turun kepada Muhammad dari Tuhan," papar Prof Keith L Moore, ilmuwan terkemuka dalam bidang anatomi dan embriologi."Sebab, hampir semua pengetahuan itu belum ditemukan hingga beberapa abad kemudian. Ini membuktikan kepada saya bahwa Muhammad adalah seorang Rasul utusan Tuhan,mr-republika

Pengaruh Islam dalam Wushu dan Kungfu

Pengaruh Islam dalam Wushu dan Kungfu

Siapa yang tak kenal Wushu dan Kungfu? Ya, olahraga bela diri asal Cina itu begitu mengagumkan. Gerakan-gerakannya sungguh indah sekaligus mematikan. Di balik nama besar dan popularitasnya, ternyata peradaban Islam di Cina banyak memberi sumbangan dan pengaruh yang sangat penting bagi kedua olahraga bela diri itu.

Wushu berasal dari kata Wu berarti ilmu perang dan Shu bermakna seni. Sumbangan peradaban Islam dalam Wushu mulai terjadi di era kekuasaan Dinasti Yuan. Ketika itu, umat Islam memiliki pengaruh yang besar dalam pemerintahan. Pengaruh itu kian menguat ketika Dinasti Ming didirikan Kaisar Zhu Yuanzhang, seorang jenderal yang beragama Islam.

Dinasti Ming memiliki enam orang komandan perang Muslim yang gagah. Mereka adalah Chang Yuchun, Hu Dahai, Mu Ying, Lan Yu, Feng Sheng, dan Ding Dexing. Semua komandan perang dari Dinasti Ming itu adalah para master Wushu. Mereka banyak memberi pengaruh dalam jurus-jurus Wushu.

Ketika kekuasaan beralih ke Dinasti Qing, para master Wushu yang beragama Islam banyak menemukan dan mengembangkan jurus-jurus dalam Wushu, seperti bajiquan, piguazhang, dan liuhequan. Pusat Wushu Muslim di Cina berada di Kabupaten Cangzhou, Provinsi Hebei. Dari kota itu telah lahir master Wushu Muslim yang sangat termasyhur bernama Wang Zi Ping atau Wu Zhong (1881 M-1973 M).

Selain memberi pengaruh yang besar dalam olahraga Wushu, peneliti Cina bernama Mohammed Khamouch dalam tulisannya berjudul,The Legacy of Muslim Kung Fu Masters, memaparkan warisan Islam dalam seni bela diri yang dikuasai aktor Jet Lee itu. Menurut Khamouch, para master kungfu Muslim telah menanamkan sebuah filosofi penting dalam seni bela diri asal Cina itu.

Filosofi itu berasal dari sebuah hadis Rasulullah SAW. Empat belas abad lampau Nabi Muhammad pernah bersabda, "Manusia yang kuat bukanlah orang yang membanting orang lain dalam sebuah perkelahian. Manusia yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah." Hikmah yang dimasukan para kungfu master Muslim itu melahirkan apa yang disebut sebagai "Chi" (energi dalam).

Dengan menguasai Chi, seorang ahli kungfu mampu menjinakkan nafsu dan sifat kebinatangan yang ada dalam dirinya. Selain itu, dengan memiliki Chi, seseorang akan dengan lebih mudah menguasai seni bela diri kungfu. "Para master kungfu Muslim telah berhasil mengharmonisasi bentuk internal maupun eksternal dalam seni bela diri itu," papar Khamouch.

Salah satu seni bela diri warisan peradaban Islam di Cina yang dikenal di Tanah Air adalah Thifan Po Khan. Seni bela diri ini sejenis kungfu yang dikombinasi dengan bela diri lainnya. Ciri Islamnya, bela diri yang satu ini sudah dibersihkan dari unsur-unsur kesyirikan dan kejahiliyahan. Konon, seni bela diri yang dikembangkan umat Islam di Cina itu mulai berkembang pada abad ke-7 M.

Secara bahasa, Thifan Po Khan berarti pukulan tangan bangsawan. Disebut demikian karena gerakan-gerakan dalam thifan relatif halus dibandingkan bela diri serumpunnya, seperti Syufu Taesyu Khan. Sehingga, bela diri yang halus ini dianggap cocok untuk para bangsawan. Di negeri asalnya, Thifan merupakan olahraga bela diri kalangan pesantren-pesantren yang lazim disebut lanah.

Seni bela diri ini masuk ke Nusantara pada abad ke-17 M. Thifan sempat menjadi bela diri resmi kerajaan di Aceh, saat Sultan Iskandar Muda berkuasa.mr-republika

Kemiskinan Struktural dan Budaya yang Memiskinkan

Kemiskinan Struktural dan Budaya yang Memiskinkan
Oleh GPB Suka Arjawa

Di tingkat masyarakat, yang harus diperbaiki adalah pola budaya hidup kita, yang cenderung mempertahankan tradisionalitas. Jika disesuaikan dengan pola hidup di zaman sekarang, tidak semua praktik budaya sosial masyarakat seperti itu yang mampu memberi dukungan untuk hidup lebih baik. Bahkan, cenderung bisa memiskinkan. Budaya yang memiskinkan adalah sebuah praktik pola perilaku yang tidak memberikan peluang banyak kepada penganutnya untuk mampu secara maksimal berkompetisi dan berinteraksi dengan praktik budaya sosial yang terbaru.


PERISTIWA rebutan zakat di Pasuruan beberapa waktu yang lalu telah menewaskan 21 jiwa yang semuanya perempuan. Dua orang diberitakan kritis di rumah sakit. Banyak analis mengatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan model (miniatur) dari kondisi sosial di Indonesia. Di sana terlihat adanya arogansi, seperti tidak adanya koordinasi dengan pihak keamanan dari penyelenggara zakat (merasa mampu sendiri), tidak adanya kesadaran untuk menciptakan ketertiban dan kesadaran untuk antre, seperti yang terlihat pada pencari zakat. Mau menang sendiri seperti yang terlihat pada berdesak-desakan dan saling sikutnya penerima zakat.


Kemiskinan Struktural

Pada tingkat pemerintahan, peristiwa Pasuruan seharusnya menyadarkan bagaimana kebijakan pembangunan yang berada di kabupaten yang bersangkutan. Artinya, sejauh mana pembangunan mampu memberikan nilai lebih kepada daerah yang bersangkutan, mampu memberikan penghidupan yang lebih layak kepada masyarakat sekitar. Pasuruan adalah kota satelit yang jaraknya hanya sekitar satu jam berkendara dari kota megapolitan Surabaya. Di daerah ini, pemerinatah Jawa Timur juga telah mendirikan kompleks perindustrian Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Seharusnya masyarakat Pasuruan mampu terangkat kemampuan ekonominya dengan adanya proyek tersebut, apalagi juga dengan adanya jalan tol, yang meskipun saat ini telah dipotong oleh lumpur Lapindo, tetapi lalu lintas menuju Pasuruan dari Surabaya tetap bisa terjangkau dalam waktu satu jam, baik dengan kendaraan bermotor maupun kereta api. Bahwa ribuan orang berbondong-bondong dan berdesakan hanya untuk memperebutkan uang Rp 20.000 - 30.000 adalah kenyataan yang susah dibantah bahwa Pasuruan juga merupakan kantong kemiskinan.

Fenomena ini bukan persoalan Pasuruan saja. Gresik juga mengalami problem yang sama. Gresik jelas kota industri di mana industri Petrokimia berdiri di sana yang salah satunya menghasilkan pupuk pertanian. Demikian juga dengan Semen Gresik yang sudah terkenal ke mana-mana. Akan tetapi, di daerah pedalaman Gresik masih terdapat kantong-kantong kemiskinan. Sama seperti Pasuruan, Gresik juga dapat tercapai satu jam dari Surabaya.

Di Bali, di daerah pedesaan di Badung Utara masih tersimpan kantong kemiskinan, apalagi di wilayah-wilayah pedalaman Karangasem. Padahal wilayah itu tidak sampai dua jam perjalanan dari Kota Denpasar.

Di sinilah persoalannya, ternyata industri-industri yang didirikan tersebut tidak mampu mengangkat derajat ekonomi masyarakat setempat secara lebih baik. Pola ini menyebar ke mana-mana, termasuk Bali. Inilah yang disebut dengan kemiskinan struktuaral. Industri dan pembangunan ternyata tidak mampu memberikan pemerataan pendapatan tetapi justru masih memperlihatkan suasana kolusi dan nepotis. Siapa yang menguasai perindustrian, maka dominasi dari hulu sampai hilir akan dikuasai oleh para koneksi mereka. Seharusnya, kalaupun tercipta kesenjangan pengetahuan pada masyarakat di sekitar kompleks industri dan pembangunan tersebut, haruslah diciptakan pelatihan dan pendidikan agar masyarakat setempat mampu ikut terserap bekerja dalam kompleks itu. Tetapi hal itu tidak dilakukan (maksimal?), bukan saja oleh mereka yang memiliki industri tetapi juga oleh pemerintah. Akibatnya, masyarakat akar rumput selalu miskin. Ini disebabkan struktur sosial di dalam masyarakat telah diciptakan untuk memiskinkan hidup mereka.

Budaya Memiskinkan

Di tingkat masyarakat, yang harus diperbaiki adalah pola budaya hidup kita, yang cenderung mempertahankan tradisionalitas. Jika disesuaikan dengan pola hidup di zaman sekarang, tidak semua praktik budaya sosial masyarakat seperti itu yang mampu memberi dukungan untuk hidup lebih baik. Bahkan cenderung bisa memiskinkan. Budaya yang memiskinkan adalah sebuah praktik pola perilaku yang tidak memberikan peluang banyak kepada penganutnya untuk mampu secara maksimal berkompetisi dan berinteraksi dengan praktik budaya sosial yang terbaru. Guyub, salah satu contohnya, adalah praktik kultural yang tidak mendukung model budaya modern. Praktik guyub atau kumpul-kumpul merupakan praktik budaya tradisional yang menuntut masyarakatnya selalu bisa berkumpul bersama keluarga. Di Jawa budaya seperti ini malah disiniskan dengan istilah mangan ora mangan asal ngumpul (makan tidak makan asal bisa kumpul). Tentu saja praktik kultur demikian sudah sangat tidak mampu mendukung budaya industri (apalagi informasi) yang kini telah mewabah di berbagai penjuru kota/dunia. Pada sisi lain, masyarakat dikenal suka menggelar upacara sebagai bentuk syukuran. Ini pun dilakukan melalui institusi yang disebut paguyuban. Pesta dalam bentuk syukuran ini dilakukan secara bersama-sama dan bergiliran. Bisa dibayangkan, bagaimana penganut budaya seperti itu akan mampu berkompetisi dengan masyarakat modern yang memandang waktu sebagai hal paling berharga. Pendukung kebudayaan tradisional tersebut akan sangat gagap apabila bersentuhan dengan mudaya modern.

Pada peristiwa Pasuruan, kebanyakan mereka berasal dari pedesaan yang sangat mungkin merupakan pendukung budaya tradisional seperti yang dipaparkan tadi. Bisa jadi mereka terlena dengan keguyuban dan kepestaannya sehingga tidak mampu berkompetisi dengan modernisasi. Berbaris dan antre merupakan budaya modern. Tetapi yang terjadi di Pasuruan, mereka gagap dengan budaya antre tersebut. Mereka memilih berdesakan dan berebut satu dengan yang lain. Mungkin, keadaan alam membuat hidup mereka miskin. Akan tetapi, jika mempunyai budaya kompetitif, mereka bisa keluar dari kungkungan tersebut dan berkompetisi di tempat lain untuk mencari kerja.


* Pada tingkat pemerintahan, peristiwa Pasuruan seharusnya menyadarkan bagaimana kebijakan pembangunan yang berada di kabupaten yang bersangkutan.

* Ternyata industri-industri yang didirikan mampu mengangkat derajat ekonomi masyarakat setempat secara lebih baik.

* Bahwa ribuan orang berbondong-bondong dan berdesakan hanya untuk memperebutkan uang Rp 20.000 - 30.000 adalah kenyataan yang susah dibantah bahwa Pasuruan juga merupakan kantong kemiskinan.mr-balipos

Kamis, 18 September 2008

DAYA TARIK DI RANAH PULAU GARAM

DAYA TARIK DI RANAH PULAU GARAM
Dari sedikit pengetahuan mengenai masyarakat Madura ini sudah tertangkap kedinamisan suasana dan kehidupan di pulau yang berada di timur laut pulau Jawa ini. Kenyataan ini pula yang membawa anda untuk berkunjung kembali dan menggali lebih dalam mengenai keunikan Madura.

Berbagai wilayah di Madura memiliki nilai tersendiri dalam perjalanan wisata anda tentunya, namun Sumeneplah yang terpilih sebagai salah satu rekomendasi perjalanan tersebut. Di dekatnya terdapat sarana akomodasi bernama Hotel Safari Jaya. Hotel ini termasuk penginapan mewah di sana, tarifnya sekitar Rp 200.000 per malam.

Kabupaten Sumenep memiliki beberapa objek wisata menarik dan juga penghasil garam di wilayah nusantara. Selain itu, kota ini letaknya paling ujung timur di Pulau Madura dan dijadikan daerah yang teristimewa dibanding daerah tingkat dua lainnya, Bangkalan, Sampang dan Pamekasan.

Salah satu kelebihan Sumenep adalah bahwa kota ini memiliki situs sejarah yang lebih lengkap dibandingkan tiga kabupaten lainnya. Sebagai bukti adalah bekas Keraton Sumenep serta sejumlah benda bersejarah peninggalan keraton yang terawat baik di sana. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa peninggalan Keraton Sumenep merupakan satu- satunya bukti sejarah yang paling lengkap di tanah air.

Wilayah Sumenep yang luasnya 1.998,54 kilometer, dengan kawasan daratan 57,40% dan kepulauan 42,60 persen. Dari 76 pulau yang ada, 28 di antaranya tidak berpenghuni. Sedang luas wilayah perairan lautnya kurang lebih 50.000 kilometer persegi.

Selain itu di wilayah Kabupaten Bangkalan terdapat beberapa objek wisata menarik. Di antaranya, komplek pemakaman para raja Bangkalan ratusan tahun silam lebih dikenal dengan sebutan Aer Mata Ibu, terletak di Arosbaya.

Lokasi wisata lainnya yang pantas anda kunjungi adalah Tanjung Bumi, sentral kerajinan batik tulis. Harganya memang mahal, namun tetap banyak pembelinya, karena memang bernilai seni tinggi.mr-mediaindonesia

Menjadikan Stres Bernilai Positif

Menjadikan Stres Bernilai Positif
Purwanti









Di tengah kondisi masyarakat yang serbasulit saat ini, seperti harga-harga bahan pokok mulai naik, jalanan macet setiap hari, berbagai aktivitas sangat padat, dan merasa jenuh dalam hidup, semua itu dapat membuat stres.

Stres yang tidak diatasi lama-kelamaan bisa membuat si penderitanya depresi. Seperti diketahui, depresi merupakan gejala awal bunuh diri. Stres secara harfiah diartikan mendapat (mengalami) tekanan. Seseorang yang berada di bawah tekanan pada akhirnya akan bermasalah pada fisik dan emosinya. Bila tidak terselesaikan dapat mengarah ke depresi sehingga perlu penanganan medis untuk menyembuhkannya.

Untuk menghindari hal tersebut, Anda perlu mengelola dan mengontrol stres yang dapat menimbulkan tekanan dan penderitaan (distres) menjadi stres yang bernilai positif (eustres). Stres yang dapat dikelola dengan baik bisa menjadi energi positif dan dapat membuat seseorang lebih fokus, semangat, dan terpacu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya ketika seseorang dimarahi atasannya, jika ia mampu berpikir positif di balik kemarahan atasan, itu bisa menjadi eustres.

"Situasi dan kondisi tidak menguntungkan dalam kehidupan sehari-hari jangan selalu dianggap sebagai masalah yang harus dihadapi dengan kondisi tertekan. Hal ini akan menurunkan kualitas hidup," ujar dr Suryo Dharmono SpKJ (K), spesialis kejiwaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSUPN CM) yang hadir sebagai pembicara dalam seminar bertajuk Warnai Hidup dengan Mengelola Stres Negatif Menjadi Positif, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, eustres merupakan cara positif untuk menikmati dan menghadapi masalah yang sering kali muncul.

Kelola Stresor

"Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengubah distres menjadi eustres. Pertama, mengelola stresor (pemicu stres)," ujarnya.

Jika stresor tidak terlalu mengganggu eksistensi keberlangsungan hidup, tambah Suryo, tidak ada salahnya menghindari stresor tersebut. Seperti kebiasaan begadang, atau pergaulan yang buruk. Tapi jika stresor yang dialami bukan suatu hal yang harus dihindari, misalnya, perkawinan, maka harus melakukan usaha untuk mengelolanya, seperti berkomunikasi dengan pasangan.

Cara kedua mengubah distres, lanjut Suryo, memperbaiki kognitif (berpikir dan bertindak). Pikiran manusia kadang terbangun atas dasar satu sudut pandang saja. Karena itu, apabila hal tersebut tidak sesuai dengan cara pandangnya maka bisa jadi ia akan menjadi stres. Pentingnya seseorang mengubah cara pandang dapat membantu menghadapi dan mencari solusi yang tepat dari sudut pandang yang berbeda.

Ketiga, relaksasi. Kondisi yang santai dan relaks dapat mengurangi perasaan tidak nyaman yang muncul karena perubahan fisiologis yang ditimbulkan. Relaksasi yang dilakukan dapat berupa meditasi, yoga, atau relaksasi otot. Menekuni hobi atau kegiatan yang disenangi juga dapat membantu mengurangi stres.

Pemeriksaan Kesehatan

Namun jika stres sudah mengarah pada tingkat depresi, beberapa tindakan awal akan lebih baik dilakukan. Misalnya, pemeriksaan seperti kondisi fisik (berat badan, tekanan darah, alat vital, dan jantung), pemeriksaan laboratorium (kondisi jantung, kadar alkohol dan obat, fungsi tiroid), serta pemeriksaan psikologis (mengisi kuesioner, investigasi perasaan, pikiran, dan bentuk perilaku untuk mengetahui penyebab depresi).

Terapi untuk mengatasi depresi bisa dilakukan melalui obat-obatan, (farmakoterapi), dan psikoterapi. Secara farmakoterapi, penderita dianjurkan menggunakan obat antidepresan. Obat ini bekerja secara kimiawi di dalam otak dengan mengubah mood pasien sehingga merasa rileks, dapat menganalisis serta mengelola pikiran yang muncul.

Adapun secara psikoterapi, pasien akan menjalani konseling. Yakni pasien diajak sharing untuk membahas pikiran dan perasaannya, mengetahui penyebab depresi yang dialaminya. Psikoterapi membantu membangun kembali rasa kebahagiaan yang mungkin untuk dicapai, mengatur kontrol diri dan mengurangi gejala depresi.

Kedua terapi tersebut dapat dikombinasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Namun, deteksi penyebab depresi sedini mungkin dapat membantu menentukan cara pengobatan yang tepat.

Suryo mengatakan ada berbagai hal yang dapat menimbulkan stres dapat muncul jika seseorang mengalami suatu kondisi tertentu (situasional). Kondisi tertekan dapat dihindari jika seseorang memiliki kemampuan untuk mengelola stresor-stresor tersebut. Kemampuan ini berhubungan dengan proses kognitif (pola pikir) seseorang terhadap masalah yang muncul. Dengan demikian, ketika permasalahan muncul, pada akhirnya seseorang akan dapat menentukan apakah ia mampu untuk menyelesaikan atau justru malah menghindari masalah tersebut.

Lebih lanjut, Suryo menjelaskan, respons tersebut tidak dapat dipisahkan dari sistem respons tubuh. Ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang dapat mengakibatkan stres, baik secara fisik maupun psikis, kelenjar hypothalamus pada otak akan mengaktifkan autonomic nervous system yang dapat memperlambat sistem pencernaan makanan dan mempercepat kerja sistem kardiovaskular.mr-mediaindonesia

Buka puasa bersama Muslim Myanmar

By Republika Contributor
Berbuka Puasa Bersama Muslim Myanmar

SATU PERSATU penumpang, termasuk sejumlah wanita dewasa berjilbab, masuk ke pesawat Boeing Silk Air dari Bandara Changi, Singapura. Pesawat itu bukan hendak ke Timur Tengah atau negeri Muslim lain, tapi Yangon, Myanmar.
Seorang teman dari Jakarta yang transit di bandara itu akhir pekan lalu tak menyangka cukup banyak penumpang berjilbab beserta suami atau keluarganya berada dalam satu pesawat yang sama.

Di antara mereka tampaknya baru pulang melaksanakan umroh. Sepertinya teman itu masih bertanya-tanya apakah wanita berjilbab dan keluarganya itu warga negara Myanmar. Setelah terbang lebih dua jam, pesawat pun mendarat mulus menjelang pukul 17.00 waktu setempat di Bandara Internasional Yangon yang sangat sederhana.

Di sana, teman itu pun menemukan sejumlah penjemput wanita berjilbab beserta keluarganya. Dari cara berpakaian dan ciri-ciri lainnya jelas bahwa mereka muslim dan berbicara dengan bahasa setempat, bukan bahasa Melayu, Arab ataupun Inggris. "Saya tak menyangka cukup banyak juga muslim di sini," katanya seolah-olah baru mendapat jawaban dari apa yang ia lihat seraya menambahkan, "Sebelumnya saya berfikir sangat sedikit sekali jumlah muslimnya di Myanmar."

Karena waktu maghrib segera tiba, rombongan kecil wartawan dari Jakarta itu bergegas pergi mencari masjid terdekat di pusat kota setelah beberapa menit mendaftar di sebuah hotel berbintang dan melaporkan kedatangan mereka ke panitia dari Sekretariat ASEAN. Sekretariat ASEAN mengundang rombongan itu dan sejumlah wartawan ASEAN untuk meliput acara terkait dengan proyek percontohan pemulihan bagi korban Topan Nargis yang melanda Myanmar awal Mei lalu. Lebih 100.000 orang dan ribuan lagi hilang dalam bencana terbesar dalam sejarah negara itu.

Data dari SEAN-JAPAN Statistical Pocketbook 2007 dan Asian Development Outlook 2007 menyebutkan Myanmar berpenduduk 56,51 juta jiwa pada tahun 2006 dan mayoritas penduduknya beragama Buddha. Di antara penduduk negara berjuluk negara "seribu pagoda itu" pemeluk Islamnya sebanyak 15-25 persen dan mereka merupakan keturunan Arab, Persia, Turki, Moors, India-Muslim, Pakistan, Pathan, Bengali, China-Muslim, dan Melayu. Tapi, berdasarkan sensus pemerintah Myanmar jumlah umat Islam mencapai 4 persen.

Kaum Muslim tiba di Myanmar (dulu Burma) sebagai pengelana, pelaut, pedagang, personil militer atau sukarelawan dan tawanan perang. Sejumlah nama tokoh Muslim Myanmar dapat ditemukan di Wikipedia seperti U Razak, Ko Mya Aye, U Kyaw Min, Shwe Taung Thargathu, Mohamed Kassim, Saya Gyi U Nu, U Shwe Yoe aka U Ba Ga Lay, Colonel Ba Shin, U Raschid, U Khin Maung Latt, Kyar Ba Nyein dan anggota keluarganya, Daw Win Mya Mya, Maung Thaw Ka, dan masih banyak lagi.

Pada 1892 kaum Muslim dari India mendirikan Masjid Bengali Sunni Jameh atau Masjid Dallah yang berada jalan Pagoda Sule di pusat kota Yangon, ibukota Myanmar. Masjid yang berada di tepi jalan dan berseberangan dengan sebuah pagoda ini mengalami pemugaran beberapa kali pada tahun 1902, 1992 dan 2002.Selain mesjid itu, masih ada lebih 100 masjid besar di Yangon atau daerah sekitarnya seperti masjid Surtee in jalan Shwe Bontha, Masjid Jami Rakine di jalan ke-130 di Mingalar, Kotapraja Townyunt, Masjid Arkati di jalan Bo Aung Kyaw di Kotapraja Botataung dan Masjid Cholia jalan Maha Bandoola.

Saat rombongan kecil dari Jakarta itu tiba di Masjid Dallah, tampak ratusan warga setempat yang sebagian besar keturunan India sudah duduk bersila di dalam masjid itu menanti saat berbuka puasa, sementara di luar lalu lintas terlihat ramai dan penduduk setempat lalu-lalang atau duduk di tepi jalan menikmati penganan di warung-warung tepi jalan.
"Silakan minum dan makan," kata seorang jamaah masjid ketika azan sholat Maghrib berkumandang mengajak tamunya.

Minuman berupa jus buah dan sirup di dalam gelas, bubur gandum di mangkuk dan satu nampan makanan yang terdiri atas kwetiau, jagung dan potongan kecil daging dan lalapan sudah tersaji di atas hamparan kain panjang berwarna hijau.
Hidangan tersebut berasal dari jamaah yang menjadi penyumbang makanan dan minuman untuk berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan.

Sekitar 10 menit kemudian acara berbuka puasa selesai dan dilanjutkan dengan sholat Maghrib berjamaah. Tak terdengar ucapan amin dari jamaah ketika imam menutup bacaan surat Al-Fatihah. "Beberapa waktu lalu Utusan Khusus PBB Ibrahim Gambari mendirikan sholat di masjid ini," ujar seorang jamaah seusai sholat.

Dalam kunjungannya itu Gambari berniat bertemu dengan pemimpin gerakan demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi, peraih hadiah Nobel Perdamaian, yang berada dalam tahanan rumah. Tapi maksud Utusan PBB itu tak terwujud karena tak ada respon dari pihak Suu Kyi.Beberapa jamaah yang sudah lanjut usia yang merupakan generasi kedua pendatang mengatakan di lingkungan masjid-masjid ada madrasah untuk anak-anak belajar memperdalam agama Islam.

Selain berpuasa wajib dalam bulan suci Ramadhan, kaum muslim dianjurkan menambah waktu untuk beribadah kepada Allah SWT antara lain membaca dan mempelajari Alquran, sholat tarawih dan itikaf. Itikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan hukumnya sunnah terutama di atas tanggal 20 Ramadhan. "Untuk itikaf kami harus melapor ke pengurus masjid dan harus meminta izin pihak berwajib," kata Yusuf, seorang jamaah.

Para wartawan yang mendengar pernyataan tentang ketentuan tentang itikaf itu sempat terkejut tetapi kemudian mereka faham bahwa hal ini terjadi di Myanmar yang berada di bawah junta militer dengan mata-matanya yang tersebar di mana-mana: bisa di tempat keramaian, tempat-tempat ibadah tak terkecuali di masjid.mr-republika

Untuk Emakku

Untuk Emakku

Oleh Weni Suryandari

Surti menatap nanar setiap kendaraan yang lewat. Sesekali ia melambaikan tangannya pada setiap sopir, namun malam itu tak satupun sopir kendaraan berhenti. Ia sudah lelah dan mengantuk. Uang di sakunya hanya tinggal beberapa puluh ribu lagi, berarti ia harus mencari uang lagi untuk melunasi hutang biaya rumah sakit perawatan emaknya yang meninggal 1 bulan yang lalu dan harus ia tanggung sendirian sebagai anak satu-satunya yang tersisa dari dua bersaudara.

Di pinggiran jalan itu, kampung Gabus, sedikit agak ke arah ujung perempatan menuju jalur Pantura, adalah lokasi gerai wanita malam yang berdiri berjajar menanti pesanan para lelaki hidung belang. Warung remang-remang adalah tempat bagi mereka yang sudah lama bekerja menjadi wanita malam. Namun bagi Surti yang baru beberapa hari berada di situ, warung-warung itu asing baginya. Ia tak berani memasukinya. Kadangkala beberapa wanita berlenggak lenggok dengan sengaja jika terlihat ada sorot lampu mobil dari kejauhan.

Surti terpaksa mencoba mengikuti jejak para wanita malam itu. Pilihan ini sebenarnya membuat hatinya teriris. Apalagi di masa kecilnya, ia rajin ikutan mengaji pada Wak Salim tiap selepas Magrib. Ia sering membaca komik tentang siksa neraka dan alam kubur bagi pelacur dan pezina. Gambar gambar dalam komik yang terekam oleh memorinya sesungguhnya mampu membuat bulu kuduknya bergidik. Ia ketakutan sendiri sebenarnya. Surti tahu sedari kecil, bahwa tempat itu haram dikunjungi, karena banyak pekerja tuna susila. Hanya sedikit yang masih memegang teguh ajaran agama termasuk Emak dan keluarga Wak Salim tentu saja. Ia patuhi ajaran dari Wak Salim dan emaknya itu sampai kurang lebih hampir 1 bulan yang lalu. Keteguhannya runtuh. Ia minta ma’af pada Tuhan karena tak menemukan jalan lain yang harus ditempuhnya.

Kalau tidak begini, mana mungkin aku bisa mencicil hutang pada Wan Mahmud? Hutang sebanyak 1,5 juta? Sampai berapa lama hutang berbunga itu terlunasi? Untuk menjadi pembantu aku tak sanggup, paling-paling berapalah gaji seorang pembantu? Begitu pikir Surti. Ia menarik nafas panjang.

Surti berdiri lagi. Disibakkannya anak rambut di dahinya yang terurai di tiup angin. Ia menyetop sebuah mobil pik-up. Sang sopir berhenti, namun berjalan lagi meninggalkan gulungan debu yang menerpa wajahnya. Musim panas ini membuat debu jalanan semakin tebal bergulung-gulung. Ia mengibas-ngibaskan tangannya ke udara.

Surti duduk lagi. Ia berjongkok di bawah tiang listrik. Kadang duduk beralaskan batang pohon besar dan tua yang tumbang. Semilir angin malam sangat melenakan matanya untuk terpejam. Seharian ia mencuci dan menyetrika baju-baju tetangga yang menyewa tenaganya. Tiba-tiba suara klakson mobil mengaum keras mengagetkan. Surti tersentak, ia berdiri. Sebuah pick up berwarna biru yang tak bermuatan barang minggir dan berhenti tepat di depan Surti.
“Hei, kamu! Kamu yang waktu itu kuajak ya? Siapa namamu?” tanya sang sopir agak keras.
“Surti, Pak. Bapak mau membawa saya lagi?” Surti mencoba bersikap genit. Kadang ia tak sadar bahwa bedaknya seperti pupur zaman purbakala yang putih mengkilat seperti hantu dalam film film. Bibirnya yang tebal dan sexy dilapisi gincu yang tak diolesi merata. Surti tak pandai berdandan.
“Ya, ya.......kamu. Surti ya? Ikut aku!!” seru lelaki itu memerintah.
“Tapi Bapak mau bayar berapa dulu Pak? Kalau suka sama saya, ngasihnya yang gedean doong.! “ Surti merajuk genit. Bekerja begituan membuat Surti jadi belajar merayu. Ia kikuk.
“Ya, gampanglah itu. Ayo ikut! “ serunya sambil membuka pintu mobil dari dalam. Suara lelaki itu tak lagi garang. Surti mengalah. Ia naik juga ke dalam mobil bak terbuka yang joknya sudah lusuh, kempes dan agak robek di beberapa bagian. Lelaki itu, Mitro berperawakan besar dan berpakaian tidak selayaknya orang kampung situ. Lumayan rapihlah. Sehari-harinya ia bekerja sebagai montir mobil di bengkel miliknya. Mobil biru tua itupun adalah miliknya.

Kendaraan itu melaju kencang menembus kegelapan malam. Sepanjang jalan mereka terdiam dan tak saling berbicara sepatah katapun. Surti tak berani berkata-kata demi dilihatnya lelaki itu berwajah serius dan terlihat seolah memikirkan sesuatu. Satu jam kemudian kendaraan itu berhenti di sebuah tanah lapang. Berdua mereka turun dari kendaraan. Surti tak tahu ia sudah berada di mana. Gadis dusun itu tidak pernah ke mana-mana sedari kecil. Ia hanya hidup berdua dengan ibunya di kampung itu. Bapaknya sudah lama meninggal, ketika Surti masih berusia 4 tahun. Kakak lelakinya pergi entah ke mana dan tak pernah kembali lagi menengok dia dan ibunya. Bahkan Surti juga lupa seperti apa wujud sang kakak. Begitulah. Surti tak pernah pergi ke tempat yang lebih jauh dari kampungnya.

Berdua Surti dan Mitro menyusuri jalan setapak yang ditumbuhi ilalang cukup tinggi di bagian kanan dan kiri jalan. Di kejauhan sana ia melihat sinar lampu cukup terang dari sebuah rumah yang terletak di tanah lapang. Langkah kaki Surti kokoh nian mengikuti langkah Mitro yang berjalan cepat di depannya.
“Mau kemana kita Pak? Jangan jauh-jauh.............nanti aku susah pulangnya!” seru Surti.
“Nanti kan aku antar? Ikut aku dulu.....!” Mitro menengok dan berhenti sebentar.
“Tapi jangan macam-macam lo, Pak. Nanti aku lapor polisi.” suara Surti ketakutan. Ia ingin lari tapi jalan raya cukup jauh dari tempat itu. Apalagi ia juga tak begitu yakin apakah laki-laki ini jahat atau baik. Ia berkomat-kamit sendiri.
Dua hari yang lalu lelaki ini menyewanya. Tapi ajaibnya Surti tak disentuhnya sama sekali. Ia hanya disuruh mendengarkan semua cerita tentang mendiang ayahnya yang suka memukuli ibunya, tentang adiknya yang bekerja sebagai wanita pekerja malam kelas tinggi di ibukota dan sudah meninggal karena over dosis, tentang kekasihnya yang meninggalkannya dan menerima pinangan seorang taukeh pemilik toko bahan bangunan.

Jika dilihat-lihat, lelaki ini cukup gagah. Wajahnya putih bersih. Meskipun ia pekerja bengkel, tetapi perawakannya bukan seperti montir-montir pada umumnya. Hanya rambutnya saja yang terlihat agak ikal dan gondrong. Walaupun tampak kasar, kelihatannya ia orang terpelajar. Tapi Surti memang lugu dan tak bisa menilai. Berani berdiri memajang badannya buat lelaki hidung belang saja sudah merupakan hal yang luar biasa bagi Surti. Ia benar-benar nekat untuk itu.
“Assalaamu’alaikum..............Maaak.........??” Mitro sopan memanggil Emaknya.
“Alaikumsalam sudah pulang kamu Nak? Lilis mana? Ketemu nggak...??”
“Ayo tebak, ini siapa Mak? “ yang ditanya mengernyitkan alisnya. Ia menatap wanita muda di depannya. Bergantian perempuan tua itu menatap Surti dan kembali lagi menatap foto hitam putih di dinding. Wajahnya menampakkan raut bahagia. Ia memekik
pelan.
“ Lilis..............!!! “jeritnya. Ia ingin memeluk Surti. Surti tak menunjukkan reaksi apa-apa. Mitro merangkul bahu Emaknya.
“Anakku........Lilis....!” Si Emak sedih. Ia menangis memegangi tangan Surti yang berdiri mematung. Dirabanya wajah Surti, dibelai-belainya pipinya.
“Nah, Surti. Eh, namamu Surti ‘kan? Dengarkan, mengapa kamu aku bawa ke sini? Lihatlah foto itu. Kamu persis adikku yang meninggal karena overdosis.......” Mitro menjelaskan. Emaknya sibuk mengusap air mata, terduduk di sebuah kursi makan, tak mendengar perkataan Mitro. Surti menjadi rikuh dan tak mengerti harus berbuat apa. Ia memandangi foto itu lekat-lekat. Ia merasa seperti melihat dirinya di sana. Wajahnya bulat telur, berhidung bangir, dan bibirnya tebal berbentuk indah. Meskipun foto itu hitam putih, namun jelas Surti tahu ia berambut lurus dan panjang, sedangkan Surti berambut ikal tak beraturan.
“Jadi.........? Bapak ini tidak jadi make saya?” Surti bertanya polos.
“Betul sekali Surti! Aku tahu kamu orang baru disitu. Aku beberapa kali melewati tempat itu, dan kaget melihat adikku berdiri di situ. Tapi jangan kuatir. Kamu aku bayar.” Mitro menjadi lunak. Kali ini Surti tahu bahwa Mitro bukanlah orang jahat. Jadi ia merasa aman. Wanita tua yang dipanggil Emak masih duduk di kursi makan. Tertegun.
“Tapi.............aku harus berbuat apa Pak? ” Surti bertanya ragu sambil menatap wanita tua yang dipanggil Emak itu, sebagaimana Surti memanggil Emaknya sendiri. Emak menatap mereka berdua bergantian tak mengerti percakapan itu.
“Kamu tidak harus berbuat apa-apa, Surti. Aku menduga kamu adalah perempuan baik-baik. Kamu begitu kaku dan tak biasa bekerja begituan. Aku hanya ingin Emakku melihat kamu, Lilis, baik-baik saja.”
“Tapi....saya butuh uang untuk membayar hutang, Pak! Hutang saya banyak....” Surti hampir menangis. Terbayang wajah Wan Mahmud yang semula baik dan ramah tiba-tiba berubah bengis dan merongrongnya untuk segera membayar hutangnya.
“Hutang apa dan pada siapa? Kamu masih punya orang tua atau tidak?”
“Tidak, Pak.......Emak saya sudah meninggal 1 bulan yang lalu!” Surti mulai menangis. Matanya berkaca-kaca.
“Lalu hutangmu itu........hutang apa? Pada siapa?” Mitro tak sabar ingin tahu.
“Untuk melunasi biaya perawatan Emak saya waktu dirawat di rumah sakit.......” Surti menggigit bibir. Hidungnya kembang kempis menahan tangis.

Akhirnya Surti menceritakan semuanya dengan terbata-bata. Airmatanya mengalir deras, menganak sungai. Semua biaya perawatan Emak sudah dibayar oleh Wan Mahmud, lintah darat dikampungnya. Setiap pekan Surti wajib membayar hutang itu sebesar 200 ribu rupiah. Wan Mahmud tak mau tahu darimana Surti bisa mendapatkan uang itu. Hutang itu harus dibayar beserta bunganya. Meski ia sudah berusaha menjadi buruh cuci di siang harinya, tapi belum bisa mengumpulkan uang sejumlah 200 ribu pada akhir pekan. Itu sebabnya ia belajar bekerja begituan mengikuti jejak teman-temannya. Meskipun ia belum pernah mendapat pelanggan. Mitro menggeleng-gelengkan kepala mendengarkan cerita Surti. Si Emak hanya duduk dan menatap Surti yang dipanggilnya Lilis. Tangisnya mereda. Lilis tidak rindu pada Emak? Kenapa kamu diam saja Lis? Begitu batin Emak.
‘Nak......... Tinggallah di sini bersama Emak dan Mas mu. Jangan pergi lagi. Emak kangen sama Lilis. Jangan mau kerja begituan lagi, ya Nak.” Si Emak berkata lirih. Surti terdiam. Ia bingung kalau namanya harus diganti.
“Tapi........aku bayar hutang dari mana, Pak?” Surti bertanya pelan menengok Mitro. Ia tahu Emak tidak menyadari bisikan-bisikan itu. Pendengaran Emak kurang baik tampaknya.
“Gimana Mitro? Emak ingin dia tinggal di sini saja, jangan pergi ke Jakarta lagi.“ Emak bertanya pada Mitro yang tertunduk resah. Ia tahu Emaknya sangat kehilangan Lilis dan menderita malu akibat perbuatan Lilis di Jakarta. Mereka memilih tinggal di daerah itu, menyepi, menjauh dari tetangga dan omongan orang. Dengan kedatangan Surti, Mitro ingin bisa mengobati kesedihan ibunya yang seperti orang hilang ingatan. Selama ini Mitro tak pernah tega mengatakan yang sebenarnya tentang Lilis. Setiap hari Emak hanya mengusap foto Lilis dan menatap jalan raya mengharap kepulangannya. Dipandanginya wajah Emak yang tampak jauh lebih tua dari usianya. Emak tak pernah mau menerima kenyataan bahwa Lilis sudah di alam baka.
“Tapi kan yang penting Emak sekarang sudah tahu bahwa Lilis baik-baik saja. Lihat nih! Lilis sudah pulang. Ia ingin menengok Emak”
“Ya tapi Lilis nggak boleh pergi lagi, To....! Suruh adikmu itu tinggal di sini lagi.” Emak menangis lagi. Mitro menggigit bibir putus asa. Tentu sulit menyuruh Surti harus tinggal bersama mereka apalagi harus berganti nama menjadi Lilis.
“Mak.........apapun akan saya lakukan demi kebahagiaan Emak.” Mitro menyerah. Dipegangnya tangan Emak dan diciuminya berulang kali. Suaranya serak menahan tangis.
“Emak jangan khawatir. Lilis akan tinggal di sini lagi. Bagaimana Lis?” Mitro beralih menatap Surti yang tetunduk sedih.
“Saya malu, Pak......saya takut ....”
“Jangan panggil Pak lagi pada saya. Panggil saja Mas. Sekarang kamu tidur di sini, besok kuantar pulang untuk mengambil pakaianmu.” Mitro berkata tegas pada Surti. Tersirat kelegaan diwajahnya. Ia lega bisa mengobati kesedihan Emak.
Azan Shubuh baru saja usai. Surti mengintip Emak dan Mitro sholat berjama’ah. Surti merasa tak enak. Sudah hampir dua minggu ini dia tidak pernah sholat. Dipinjamnya mukena Emak. Kaku ia mengambil wudhu. Dicucinya wajah yang berlumuran bedak tebal itu. Wajahnya terlihat lebih segar dan cantik, persis seperti Lilis. Dengan gemetar ia memasang mukena itu. Ia ragu apakah Gusti Allah akan mengampuninya. Matanya sepat karena semalaman Surti tak bisa memejamkan matanya. Meskipun rumah ini terlihat indah, namun Surti merasa asing berada di sini.
“Lis.........habis sholat temani Emak masak nasi di dapur ya? Kamu belum lupa tugasmu kan? Bikinin nasi goreng untuk Masmu.” Emak berseru keras dari balik kamar.
“Iya, Mak.sebentar lagi!” Surti menyahut sambil melipat mukena. Hari itu ia merasa mendapatkan udara baru. Rasa pengapnya hilang......
* * *

Pukul sepuluh pagi itu, matahari tersenyum ceria menapaki pagi. Barulah jelas bagi Surti. Yang dilihatnya tanah lapang dipenuhi ilalang tadi malam, tak lain adalah kebun jagung milik Mitro. Tanah Mitro yang seluas itu ditanami jagung dan sebagian lagi padi. Rumah itu terlihat lebih megah dan indah di pagi hari. Mitro meluncur mengantar Surti pulang untuk mengambil pakaiannya dan menunjukkan rumah Wan Mahmud. Mitro ingin segera menyelesaikan urusannya dengan lintah darat itu.
“Hei, lintah darat keparat!! Berapa hutang Surti padamu? Kubayar lunas hari ini juga. Jangan pernah lagi kau ganggu Surti dengan tagihan hutangnya, mengerti??” Mitro berseru galak.
“Hai..........hutang nyawa dibayar nyawa, hutang duit dibayar duit? Surti dapat lelaki darimana? Wah, baru sebentar kerja gituan udah dapat pelanggan orang kaya.......” seringai Wan Mahmud menyebalkan.
Mitro ingin menonjok wajah lintah darat itu. Namun karena lelaki berpeci itu nampak lebih tua darinya, ia tahan kepalan tangannya. Surti mundur selangkah di belakang Mitro. Mitro mengeluarkan amplop dari balik jaketnya. Dilemparkannya amplop itu ke wajah Wan Mahmud keras-keras. Wan Mahmud berusaha menghindar, namun kalah cepat. Ia bersungut-sungut mengambil amplop itu di lantai. Sakit juga hidungnya terkena tamparan amplop itu.

Surti melangkah terburu-buru menuju rumahnya yang berjarak dua gang dari rumah lintah darat itu. Mitro mengikutinya. Ia mengeluarkan beberapa helai pakaian dari dalam lemari plastik yang beritsleting dan sudah robek tak bisa tertutup lagi. Ia memungut kresek hitam di atas tikar tidurnya dan memasukkan pakaian itu ke dalam kresek hitamnya. Rumah itu sungguh sempit dan berdebu. Di pojok langit-langit ruangan itu bertebaran sarang laba-laba. Beberapa lubang terdapat di bagian dapur yang berdinding bilik. Ia turunkan foto Emak waktu muda dulu, satu-satunya foto yang ia punya, dimasukkannya ke dalam kresek hitam yang berisi beberapa pakaian tadi. Surti menatap seluruh ruangan beberapa jenak sebelum menutup pintu rumah. Ia menghela nafas panjang, wajahnya terlihat hendak melepas ketegangan yang masih tersisa akibat pertemuannya dengan Mitro dan pertemuannya dengan Wan Mahmud tadi. Masa depan yang baru menghadangnya. Semua perasaan bercampur aduk di dadanya.

Siang itu juga mereka meluncur kembali ke rumah Mitro menemui Emak. Surti bahagia............sesungging senyumpun terukir di wajahnya yang tak berbedak lagi. Matanya terpejam kelelahan.. Mitro diam tak menoleh sambil mengendarai. Wajahnya dipenuhi kebahagiaan yang juga akan dirasakan Emak nanti. Surti menggumam pelan, Ah...........sekarang aku berganti nama menjadi Lilis! Tak apalah, terserah Mas Mitro untuk mengatakan yang sebenarnya nanti, yang penting aku punya keluarga baru. Bisiknya pelan sepelan senandung dedaunan menyambut pagi.

Data Penulis

Weni Suryandari, Sarjana Bahasa Inggris dan berprofesi sebagai guru Bahasa Inggris. Senang menulis cerpen, puisi dan novelette. Tinggal di wilayah Bekasi perbatasan dengan Bogor, Perumahan Vila Nusa Indah. Banyak menulis cerpen dan saat ini sedang bergiat di sastra dan masih gandrung menulis puisi dan cerpen. Sebuah karya Novellettenya berjudul : Kesetiaan Seorang Sri memenangkan Sayembara Novellette Nyata 2008 yang diadakan oleh Tabloid Nyata bulan April lalu dan termasuk pemenang 7 Kategori Terpuji dari 565 penulis dari seluruh Indonesia, yang saat itu dinilai oleh Tim Juri terdiri dari Andrea Hirata, Pipiet Senja dan Raudal Tanjung Banua. Menurut informasi dari panitia, naskah para sepuluh pemenang akan dibuat menjadi antologi novelette.

Aktif di Komunitas Puisi di Apresiasi Puisi Multiply, member di milis Sastra Bentang dan Penulis Lepas. Penulis menuangkan karya-karyanya pada blognya di wenivni.multiply.com.

Saat ini sedang menulis sebuah novel tentang pendidikan dan anak-anak bermasalah, namun belum rampung seluruhnya. Semoga bisa segera terwujud.mr-kompas