Kamis, 29 Januari 2009

UU BHP (Tidak) Diperlukan


UU BHP (Tidak) Diperlukan

Oleh Agus Suwignyo

Di tengah meredupnya perhatian atas Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan, kita dientak dengan praktik penerbitan 1.400 ijazah ilegal oleh sebuah program studi di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta (Kompas, 12/1/2009).

Sejauh ini, tidak ada pihak yang mengaitkan penerbitan ijazah ilegal itu dengan isu-isu dalam kontroversi UU BHP.

Namun, jika direnungkan, praktik penerbitan ijazah ilegal menegaskan pentingnya UU BHP sebagai instrumen hukum bagi jaminan standar mutu penyelenggaraan pendidikan.

Praktik penerbitan ijazah palsu menunjukkan, badan standardisasi mutu pendidikan maupun badan akreditasi program-program PT yang ada kini tak berfungsi efektif. Mekanisme pengawasan dan evaluasi periodik oleh badan-badan itu belum menjamin pengguna lulusan PT terlindungi dari praktik akal- akalan penyelenggaraan pendidikan.

Kasus ijazah ilegal ini mungkin puncak fenomena gunung es. Di Yogyakarta, setidaknya tiga PTS terindikasi melakukan praktik itu (Kompas, 13/1/2009). Koordinasi PTS wilayah Yogyakarta telah menghentikan izin penyelenggaraan sebuah program studi karena penerbitan ijazah ilegal (Kompas, 17/1/2009).

Akibat tidak efektifnya badan- badan standardisasi dan akreditasi, kita tidak pernah tahu praktik apa saja selain penerbitan ijazah dan oleh PT mana saja yang termasuk kategori ilegal dan berpotensi merugikan konsumen pendidikan, khususnya pengguna lulusan.

Perlindungan konsumen

Dalam konteks perlindungan konsumen, UU BHP diperlukan sebagai jaminan hukum demi penyelenggaraan pendidikan yang mutunya terstandar. UU BHP menekankan jaminan mutu terstandar melalui prinsip transparansi sebagai bagian akuntabilitas institusi penyelenggara pendidikan.

Masyarakat pengguna lulusan PT dapat ikut menilai layak atau tidaknya sebuah program. Selain itu, persaingan antarinstitusi menjadi terbuka dan diharapkan lebih sportif. Kecurigaan rektor sebuah PT di Jawa Timur atas ketidakadilan penentuan kriteria pemeringkatan PT yang dianggap menguntungkan sebuah PT di Banten tidak perlu terjadi.

Singkatnya, prinsip transparansi UU BHP memberi jaminan pendidikan dengan mutu terstandar dan menciptakan iklim persaingan terbuka.

Ada yang Lain

Meski demikian, tampaknya bukan karena prinsip transparansi itulah kebanyakan penyelenggara PT(S) tidak menolak kehadiran UU BHP.

Sejak UU BHP disetujui DPR, Perguruan Taman Siswa terang- terangan menolak, dibarengi sejumlah LSM dan kalangan mahasiswa. Forum Rektor juga ”mengkritisi” agar UU BHP tidak menajamkan dikotomi PTS-PTN. Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) nyaris tak terdengar sejak upaya judicial review Pasal 53 UU No 20 Tahun 2003 yang menjadi dasar pembentukan BHP ditolak Mahkamah Konstitusi dua tahun lalu.

Jika dicermati, UU BHP menciptakan peluang ekonomi yang menguntungkan penyelenggara PT, khususnya ketentuan bahwa maksimal 1/3 biaya operasional ditanggung masyarakat. Ketentuan ini menguntungkan sebab biaya kuliah yang selama ini ditanggung orangtua mahasiswa secara langsung (di luar pajak yang harus dibayar sebagai warga negara) rata-rata mungkin kurang dari 1/3.

Dalam wawancara dengan bendahara sebuah yayasan penyelenggara PT di Yogyakarta tahun 2002, diperoleh pengakuan, hanya 1/7 biaya operasional PT yang ditanggung orangtua mahasiswa. Selebihnya dibiayai sponsor melalui jaringan yayasan di dalam dan luar negeri.

Artinya, untuk PT yang relatif mapan dan memiliki jaringan kerja sama luas, UU BHP justru payung hukum yang ditunggu- tunggu. Selain membawa deregulasi tata kelola, UU BHP memungkinkan penyelenggara PT menaikkan beban biaya kuliah mahasiswa hingga maksimal 1/3 biaya operasional.

Masalahnya, berapa banyak PT di Indonesia relatif mapan dan memiliki jaringan kerja sama hingga siap menjadi BHP?

Pahit

UU BHP menghadirkan pilihan pahit karena realitas penyelenggara(an) pendidikan kita kini amat beragam. Ada dua solusi.

Pertama, memperpanjang masa transisi hingga tiap penyelenggara pendidikan siap menjadi BHP. Agar penyelenggara tidak berlama-lama menyiapkan diri, perlu ada stimulus berbeda (alih- alih sanksi) bagi lembaga yang telah dan belum menjadi BHP.

Kedua, menciptakan kanal sistem tata kelola pendidikan yang berbeda, BHP dan non-BHP. Artinya, menjadi BHP atau tidak adalah pilihan dengan peluang, tantangan, dan konsekuensi pengembangan masing-masing. Pemerintah hanya perlu mempertegas aturan main.

Pilihan kedua itu amat pahit sebab berpotensi menciptakan segregasi kelas sosial layanan pendidikan. Namun, status opsional BHP paling realistis dan inklusif terhadap fakta keberagaman mutu pendidikan kita. Konsep RUU BHP tahun 1953 juga mengajukan pilihan ini.mr-kompas.Agus Suwignyo Pedagog di FIB UGM

Cacat Ideologis UU BHP


Cacat Ideologis UU BHP

Oleh Ki Supriyoko

Ada ”tradisi” menarik di Indonesia. Saat sebuah undang-undang disahkan, segera muncul penolakan dari masyarakat.

Nasib sama dialami Undang- Undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP). Meski sudah disahkan (17/12/2008), penolakan dari berbagai kelompok masyarakat segera ”bergemuruh”. Ada kelompok guru, dosen, mahasiswa, dan pengurus penyelenggara pendidikan yang menolak dengan beragam argumentasi.

Cacat ideologis

Banyaknya argumentasi untuk menolak UU BHP tentu bisa dimaklumi. Namun, dari berbagai argumentasi itu, ada yang menarik diperhatikan, yaitu adanya cacat ideologis di dalamnya.

Pakar hukum UGM Yogyakarta, Sudjito, menyatakan, setelah 10 tahun Indonesia memasuki era reformasi, ternyata banyak produk perundang-undangan yang cacat ideologis. Padahal, salah satu komitmen yang dideklarasikan pada awal reformasi adalah menciptakan produk hukum yang berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa, yang bersumber dari Pancasila.

Produk hukum kita tidak lagi bersumber pada Pancasila, sumber segala sumber hukum, tetapi sudah tercerabut dari akar-akarnya dan lebih mengarah pada ideologi asing.

Bagaimana dengan UU BHP? Sama saja! Sudjito menyatakan, UU BHP tidak selaras dengan ideologi bangsa. UU BHP juga merupakan produk perundangan yang individualistik dan kapitalistik karena diproduksi lembaga legislatif yang tidak berkualitas.

Komentar itu selaras dengan komentar Ketua Senat Akademik UGM Yogyakarta Sutaryo yang menilai UU BHP yang telah disahkan mencederai roh pendidikan Indonesia. Mengapa? UU BHP memiliki roh kongsi dagang, mengingat lebih banyak mengacu kepada Washington Consensus dan ditindaklanjuti persetujuan WTO dan GATTS.

Seperti diketahui, terminologi Washington Consensus pertama kali dipresentasikan tahun 1990 oleh John Williamson, ekonom dari Institute for International Economics. Ia menggunakan istilah Washington Consensus untuk merangkum beberapa saran kebijakan dari berbagai institusi di Washington saat itu, seperti IMF, Bank Dunia, dan Departemen Keuangan AS.

Bagi negara-negara maju, Washington Consensus dianggap sebagai solusi untuk memecahkan persoalan keuangan di dunia, khususnya bagi negara-negara berkembang. Meski demikian, banyak negara berkembang menganggap Washington Consensus sebagai teori konspirasi untuk memindahkan kesalahan pemerintahan negara maju kepada dinamika pasar.

Terlepas dari anggapan mana yang benar, butir-butir kesepakatan Washington Consensus memang berorientasi pada ekonomi kapitalistik. Maka, patut disayangkan jika UU BHP lebih banyak mengacu kepada Washington Consensus sehingga melahirkan roh kongsi dagang di dalamnya.

Uji materi

Benarkah UU BHP mempunyai cacat ideologis karena tidak selaras dengan ideologis bangsa? Benarkah UU BHP mengandung roh kongsi dagang akibat penyusunannya terlalu mengacu kepada Washington Consensus? Jawaban atas aneka pertanyaan ini sebaiknya segera diperoleh senyampang UU-nya belum ditandatangani presiden.

Forum paling tepat untuk mencari jawaban itu adalah uji materi yang dilakukan Mahkamah Konstitusi (MK). Secara obyektif, para hakim MK akan menguji apakah substansi UU BHP ada yang tidak sejalan dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945. Jika benar UU BHP mempunyai cacat ideologis serta mengandung roh kongsi dagang bernuansa kapitalistik, tentu tidak sejalan dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945.

Apakah MK tidak akan memihak pemerintah? Seharusnya tidak! Secara empirik, keputusan MK sering menguntungkan pemerintah, tetapi sesekali juga merugikan pemerintah. Menguntungkan pemerintah misalnya dalam kasus memasukkan gaji pendidik ke anggaran pendidikan, sementara merugikan pemerintah misalnya dalam kasus penyegeraan pemenuhan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN oleh pemerintah.

Beberapa kelompok masyarakat menghendaki segera dilakukan uji materi UU BHP, Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo pun mempersilakan. Adapun Ketua MK Mahfud MD menyatakan siap melakukan uji materi secara profesional.mr-kompas.Ki Supriyoko Pamong Tamansiswa; Mantan Sekretaris Komisi Nasional Pendidikan Indonesia

Jumat, 23 Januari 2009

Anak Perawan


Anak Perawan di Sarang Penyamun

Oleh Alwi Shahab

Judul di atas adalah buku Sutan Takdir Alisjahbana diterbitkan oleh Balai Pustaka pada 1941. Sampai sekarang selama 67 tahun buku tersebut masih digemari. Entah sudah berapa belas kali cetak ulang oleh penerbit yang sama. Anak Perawan di Sarang Penyamun sebetulnya cuma cerita roman biasa. Tapi, masalahnya jadi lain ketika ia difilmkan. Apalagi diproduksi saat situasi politik tahun 1960-an memanas. Film yang disutradarai oleh Usmar Ismail (Perfini) kontan diboikot oleh golongan kiri dan akhirnya oleh Badan Sensor Film (BSF) ditarik dari peredaran. Alasannya Sutan Takdir Alisjahbana yang pernah menjadi rektor Universitas Nasional (Unas), ketika itu melarikan diri ke Malaysia karena menentang Bung Karno. Film itu sendiri dibintangi aktor ganteng Bambang Hermanto dan artis cantik Nurbani Yusuf.

Rupanya sejak dulu film tak dapat dipisahkan dari unsur politik dan juga ideologi. Seperti di tahun 1960-an, ketika kalangan 'kiri' sangat kuat, dunia film pernah mereka pecah-belah. Rupanya dendam lama masih berlangsung. Karena itu, sejumlah elemen masyarakat di kota Solo dan sekitarnya menolak pengambilan gambar film Lastri di wilayah eks Keresidenan Surakarta dengan melakukan demo. Mereka menilai dari sinopsisnya, film tersebut menggambarkan ajaran komunisme.

Film yang akan melibatkan artis Marcella Zalianty yang kini tengah berada dalam tahanan Polda Metro Jaya karena dituduh melakukan penganiayaan, rencananya akan disutradarai oleh Eros Djarot. Memang terjadi pro dan kontra terhadap film di mana Lastri ketika terjadi peristiwa G30S dituduh sebagai anggota Gerwani. Bahkan Erot bersikukuh akan meneruskan pembuatan film tersebut dengan memindahkan ke daerah lain.

Sutradara H Misbach Yusa Biran (75 tahun), yang pada tahun 1950-an dan 1960-an selalu menjadi incaran kecaman dan hujatan golongan 'kiri' terus terang menyatakan tidak setuju terhadap film 'Lastri'. Mantan Kepala Sinematek Indonesia ini beralasan, film tersebut ceritakan orang-orang kiri pro-PKI yang menjadi korban ketika terjadi peristiwa G30S Oktober 1965. Film ini, kata dia juga akan menanamkan kebencian masyarakat terhadap ABRI. Bagaimana akibatnya kalau masyarakat membenci Angkatan Bersenjatanya?

Misbach di masa berkuasanya kelompok kiri beberapa karyanya dilarang terbit, menilai film Lastri secara politis sangat besar pengaruhnya bagi generasi muda. Mereka akan beranggapan bahwa PKI adalah pihak yang benar. Tuduhan bahwa PKI bersalah dalam peristiwa 1965 adalah bohong belaka. Dengan demikian, generasi muda akan bersimpati pada PKI yang mereka nilai prorakyat. Ujung-ujungnya adalah antiagama yang ikut aktif dalam pengganyangan PKI. Meskipun PKI sendiri sulit hidup lagi di Indonesia tapi isme dan ajarannya akan berpengaruh.

Dalam bukunya Kenang-kenangan Orang Bandel, Misbach menceritakan, ''Cara kalangan kiri melakukan serangan terhadap mereka yang dianggap lawan semakin gencar dan kasar. Main babat.'' Film Pagar Kawat Berduri karya Asrul Sani dan Anak Perawan di Sarang Penyamun harus ditolak karena Sutan Takdir Alisjahbana. Terhadap film yang kedua memang ditolak oleh Badan Sensor. Tapi, terhadap film Pagar Kawat Berduri Bung Karno diminta menjadi 'juri'. Bung Karno menonton dan berpendapat film Asrul Sani tidak ada masalah.

Lewat produksi Kedjora, Pagar Kawat Berduri (1961), Asrul mengangkat mengenai sejumlah pejuang yang ditawan Belanda dalam kampinan Koenen (diperankan Bernard Ijzerdraat/Suryabrata).

Salah seorang tawanan, Parman (Sukarno M Noor) justru berteman dengan Belanda kepala kamp itu, antara lain melayaninya main catur. Film 'humanisme universal' ini membuat Asrul terus dikecam pihak komunis, karena menampilkan penjajah Belanda yang baik hati. Pagar Kawat Berduri berdasarkan cerita karya Trisnojuwono, pengarang kenamaan kala itu mantan anggota RPKAD (Resimen Para Komando AD - kini Kopassus).

Pada 1960-an, kaum 'kiri' giat merayu siap saja agar masuk perangkap. Tapi, banyak yang tidak tergiur antara lain Sukarno M Noor, ayah si 'Doel' Rano Karno (kini wakil bupati Tangerang). Kala itu, BPS (Badan Pendukung Sukarno) yang kemudian dibubarkan oleh Bung Karno, menganut paham ini.

Ketika dunia film dipecah belah kalangan 'kiri', Sukarno M Noor bersama Usmar Ismail, Nisbach, Asrul Sani, bergabung dengan Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi), untuk menentang kegiatan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) PKI.

Pada 1965, pengganyangan terhadap film-film Barat khususnya AS makin menjadi-jadi dengan terbentuknya Panitia Aksi Pemboikotan Film Imperialis Amerika Serikat (PAPFIAS). Tidak tanggung-tanggung kalangan kiri ini kemudian membakar gedung pusat distribusi film Amerika yang sekarang ini letaknya di samping Bina Graha di ujung Jalan Veteran IV.
Kala itu, gedung masih sederhana dan hanya satu tingkat. PAPFIAS kemudian bukan hanya melarang film-film AS, tapi juga film antek-anteknya, semua film negara Barat. Kala itu, film Italia dan Inggris juga digemari masyarakat.

Untuk membantu bioskop dari kekosongan penonton, masuklah film RR Cina, Rusia, Polandia, dan negeri-negeri komunis atau sosialis lainnya. Akibatnya bioskop-bioskop sebagian besar mati dan menjadi gudang. Karena masyarakat tidak senang menonton film-film dari negara komunis/sosialis yang isinya penuh propaganda.mr-republika

Situs Majapahit Ditemukan Lagi


Struktur batu bata kuno dari zaman Kerajaan Majapahit ditemukan lagi oleh warga Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (21/1). Temuan tersebut merupakan kelanjutan dari bagian struktur batu bata yang ditemukan tahun lalu.

Struktur batu bata yang berbentuk memanjang dari arah utara ke selatan itu ditemukan oleh Abdul Rohim (55) secara kebetulan saat membuat batu bata. Posisinya di sisi barat atau sekitar satu kilometer dari temuan satu hari sebelumnya.

Menurut Rohim, sebagian temuan berupa struktur batu bata itu sebelumnya telah dilaporkan kepada pihak desa pada Agustus tahun lalu. Zainal Abidin, Sekretaris Desa Klinterejo, mengatakan, temuan di lokasi itu sudah dilaporkannya kepada Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jatim.

Namun, baik Rohim maupun Zainal mengatakan, hingga kini temuan tersebut belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. ”Saya ini kan takut dibilang melanggar hukum, jadinya bata itu saya biarkan saja. Namun, kami kan juga perlu membuat batu bata ini,” kata Rohim.

Rusak parah

Struktur batu bata kuno itu sekalipun tetap dijaga oleh sejumlah warga tetapi tetap saja menyisakan kerusakan parah di sana-sini. Rohim bahkan menyebutkan, tinggi struktur batu bata kuno itu sudah terkepras sekitar satu meter dari saat kali pertama ditemukan.

Menurut Zainal, apa yang menjadi kehendak warga saat ini adalah pemberian kompensasi yang layak dari pemerintah terhadap temuan situs sejarah di lahan warga. Pasalnya, kata Rohim, warga juga memerlukan penghasilan yang selama ini hanya bisa mereka dapatkan dari usaha pembuatan batu bata tersebut.

Rohim menjelaskan, pada lahan yang disewanya seharga Rp 18 juta untuk masa tiga tahun itu terdapat 14 kelompok yang masing-masing terdiri atas dua pekerja. Dalam satu hari masing- masing kelompok mampu membuat seribu batu bata berukuran 10,5 cm x 21 cm x 5 cm.mr-kompas.

Gerhana Matahari Cincin

Gerhana Matahari Cincin 26 Januari

Gerhana Matahari cincin akan kembali terjadi pada 26 Januari 2009. Meski tidak seluruh tahapan, peristiwa kali ini dapat disaksikan dari wilayah Indonesia menjelang matahari terbenam.

Daerah yang dapat menyaksikan gerhana cincin secara penuh adalah Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah. Adapun di wilayah-wilayah lainnya hanya akan dapat dilihat gerhana matahari sebagian dengan penutupan piringan matahari lebih dari 50 persen.

"Di Jakarta, yang teramati adalah gerhana matahari sebagian dengan penutupan piringan matahari 91 persen. Gerhana mulai 15.20-17.50 WIB," kata Thomas Djamaluddin, peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) saat dihubungi di Bandung, Kamis (22/1).

Ia mengatakan, gerhana juga dapat disaksikan di Bandung dan daerah sekitarnya pada saat yang hampir bersamaan. Untuk daerah-daerah lain di Indonesia, waktu gerhana sekitar waktu itu plus-minus 10 menit, yang dapat disaksikan selama 1-6 menit.

Thomas Djamaludin juga mengingatkan agar gerhana matahari ini tidak dilihat langsung dengan mata telanjang meski gerhana matahari cincin relatif lebih aman daripada gerhana matahari total, berhubung perubahan kecerlangannya tidak sedrastis gerhana matahari total.

Gerhana matahari cincin, ujarnya, terjadi pada saat piringan matahari tidak tertutup penuh oleh piringan bulan sehingga tampak seperti cincin yang melingkari bulan yang tampak gelap.

"Jadi, pada saat gerhana matahari cincin, tidak akan gelap seperti malam seperti pada gerhana matahari total. Pada gerhana matahari cincin kali ini, penutupan bagian tengah piringan matahari sekitar 93-96 persen," katanya.

Pada 26 Januari 2009, jarak matahari dari bumi 0,985 Satuan Astronomi (SA), lebih dekat dari rata-ratanya sejauh 1 SA atau 150 juta km. Akibatnya, diameter sudut matahari lebih besar dari rata-rata sekitar 0,5 derajat.

Adapun bulan berjarak 401.915 km dari bumi, yang berarti lebih jauh dari rata-ratanya sejauh 384.000 km. Akibatnya, diameter sudut bulan menjadi lebih kecil dari rata-ratanya.

"Saat itu, diameter matahari 32 derajat 32 menit dan diameter sudut bulan 29 derajat 43 menit,"mr-kompas

Menikmati Gerhana Matahari Cincin

Menikmati Gerhana Matahari Cincin



Oleh M Zaid Wahyudi dan Yuni Ikawati

Memasuki tahun astronomi 2009, masyarakat Indonesia disuguhi fenomena langka berupa gerhana matahari cincin. Setelah sembilan tahun lalu, fenomena itu muncul lagi pada 26 Januari 2009. Indonesia adalah satu-satunya wilayah daratan yang dapat mengamati peristiwa alam ini.

Gerhana matahari cincin (GMC) terjadi karena piringan bulan tidak menutup sepenuhnya piringan matahari, hanya sekitar 92 persen. Karena itu, saat puncak gerhana, matahari terlihat seperti cincin yang memancarkan sinar di langit. Bagian tengah matahari tertutup bulan sehingga tampak gelap.

Penampakan seperti cincin bersinar inilah yang membedakan GMC dengan gerhana matahari total (GMT). Saat puncak GMT, seluruh piringan matahari tertutupi secara sempurna oleh piringan bulan. Akibatnya, suasana terang akan berubah gelap untuk beberapa saat.

Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki waktu puncak GMC paling lama adalah Pringsewu, Lampung, dengan lama fase cincin 6 menit 12 detik. Di Pringsewu, gerhana dimulai pukul 13.19 WIB hingga pukul 17.52. Puncak gerhana terjadi pukul 16.41.

Wilayah di muka bumi yang dapat mengamati GMC ini adalah daerah yang dilewati antumbra atau perpanjangan bayangan inti bulan. Pada gerhana kali ini, beberapa kota di Indonesia yang dapat menyaksikan GMC adalah Tanjung Karang (Lampung), Serang (Banten), Tanjung Pandan (Belitung), Ketapang (Kalbar), Puruk Cahu (Kalteng), dan Samarinda (Kaltim).

Proses gerhana

Gerhana matahari merupakan peristiwa jatuhnya bayang- bayang bulan ke permukaan bumi akibat terhalangnya sinar matahari menuju bumi oleh bulan. Kondisi ini terjadi jika matahari-bulan-bumi berada dalam satu garis lurus serta bulan terletak di sekitar titik potong (titik noda) antara bidang edar bulan mengelilingi bumi dan bidang edar bumi mengelilingi matahari.

Penampakan gerhana yang berubah-ubah antara GMC atau GMT terjadi akibat perubahan ukuran piringan bulan dan matahari dari bumi. Perubahan ukuran piringan bulan dan matahari itu terjadi akibat lintasan bumi mengelilingi matahari dan lintasan bulan mengelilingi bumi yang sama-sama berbentuk elips. Lintasan elips pulalah yang membuat jarak matahari-bumi dan jarak bulan-bumi berubah secara periodik.

Pada saat jarak matahari-bumi (aphelion) mencapai maksimum sebesar 152,1 juta kilometer, radius piringan matahari berukuran 944 detik busur (1 detik busur = 1/3.600 derajat). Adapun pada jarak terdekat bumi-matahari (perihelion) sebesar 147,1 juta km, radius piringan matahari mencapai 976 detik busur.

Sementara itu, jarak bulan- bumi pada titik terjauhnya (apogee) pada jarak 405.500 km memiliki radius piringan bulan sebesar 882 detik busur. Adapun pada titik terdekatnya antara bulan-bumi sebesar 363.300 km, radius piringan bulan mencapai 1.006 detik busur.

Bayang-bayang bulan yang jatuh ke permukaan bumi memiliki dua bagian, yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan tambahan (penumbra). Penduduk bumi yang dilintasi wilayah umbra tidak akan melihat matahari karena seluruh sumber cahayanya ditutupi bulan. Adapun jika berada di daerah yang dilalui penumbra, mereka masih dapat melihat sebagian sinar matahari.

Dalam GMC, ujung umbra atau bayang-bayang bulan tidak mencapai permukaan bumi. Hanya perpanjangan umbra (antumbra atau antiumbra) saja yang sampai ke bumi. Daerah yang dilalui antumbra itulah yang akan melihat matahari seperti cincin bercahaya di langit.

Lintasan gerhana

Jalur lintasan GMC kali ini bermula di Samudra Atlantik di sebelah barat daya Afrika pada pukul 06.06 UT (universal time) atau 13.06 WIB. Selanjutnya, GMC akan terlihat menelusuri bagian selatan Samudra Hindia, daratan Sumatera bagian selatan, Jawa bagian barat laut, Kalimantan Barat bagian selatan, Kalimantan Tengah bagian utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah bagian utara, dan berakhir di Perairan Mindanao, Filipina, pada pukul 16.52.

Jalur gerhana ini terentang sepanjang 14.500 km. Waktu total gerhana yaitu sejak bayang-bayang penumbra bulan mencapai permukaan bumi hingga bayang-bayang penumbra meninggalkan permukaan bumi, 3 jam 46 menit.

Lama puncak GMC atau saat cincin matahari terlihat sempurna hanya 7 menit 54 detik yang terjadi pada pukul 14.58. Kondisi ini hanya dapat diamati di Samudra Hindia di barat daya Sumatera.

Lebar jalur bayang-bayang antumbra bulan pada saat puncak gerhana adalah 280,3 km atau sekitar 0,9 persen permukaan bumi. Inilah yang membuat tidak semua daerah dapat menyaksikan GMC. Bahkan, lama fase cincin di setiap daerah yang dilewati antumbra juga berbeda-beda.

Daerah yang hanya dilalui penumbra atau bayangan tambahan bulan akan menyaksikan gerhana matahari sebagian (GMS). Hampir seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan gerhana model ini, kecuali Papua akibat saat gerhana berlangsung, matahari sudah tenggelam.

GMS juga dapat diamati di sejumlah negara, seperti negara-negara di bagian selatan Afrika, Madagaskar, India bagian tenggara, Australia kecuali Tasmania, serta negara-negara Asia Tenggara.

Wilayah di Indonesia bagian tengah dan timur dipastikan tidak akan bisa mengamati GMC kali ini secara penuh. Awal gerhana yang terjadi menjelang senja membuat beberapa daerah tidak bisa menikmati puncak gerhana, bahkan akhir gerhana. Namun uniknya, mengamati gerhana pada waktu senja tentu mengasyikkan.

Tujuh tahun lagi

Meskipun gerhana matahari selalu terjadi setiap tahun di bumi, panjangnya jeda waktu antara gerhana yang satu dan berikutnya membuat GMC kali ini terasa unik sehingga sayang untuk dilewatkan. Pada GMT 22 Juli 2009, Indonesia, khususnya di bagian utara, hanya akan dapat mengamati fase GMS. Demikian pula pada GMC 15 Januari 2010, wilayah Indonesia bagian barat juga hanya akan dilewati fase GMS.

Wilayah Indonesia baru akan dapat mengamati GMT pada 9 Maret 2016 yang terjadi di sekitar Palembang, Bangka, Sulteng, dan Halmahera. Jadi, masyarakat Indonesia baru akan melihat gerhana matahari secara penuh pada tujuh tahun lagi.

Cara aman mengamati

Satu hal yang harus diperhatikan saat mengamati matahari, baik ketika gerhana maupun tidak gerhana, yaitu jangan melihat matahari secara langsung. Aturan ini berlaku baik ketika mengamati matahari dengan mata telanjang maupun menggunakan alat optik, seperti teleskop atau binokuler.

Untuk melihat matahari harus menggunakan alat penapis cahaya yang mampu mengurangi intensitas sinar matahari yang kuat agar tidak merusak retina mata. Sinar matahari dapat menimbulkan kebutaan temporer hingga permanen.

Namun, kebutaan yang terjadi tidak seketika setelah melihat matahari, tetapi perlahan-lahan yang ditandai dengan berkurangnya ketajaman pandangan.

Cara paling mudah dan praktis mengamati matahari adalah dengan menggunakan kacamata yang didesain khusus dan dilengkapi filter yang mampu mengurangi intensitas sinar matahari. Kacamata model ini banyak dijual di toko peralatan astronomi maupun di internet.

Namun, penggunaan kacamata ini harus memerhatikan kualitas filter yang digunakan. Filter yang berkualitas rendah membuat pengamatan matahari hanya dapat dilakukan beberapa detik yang harus diselingi jeda untuk mengistirahatkan mata selama beberapa menit. Untuk itu, perlu ditanyakan kepada penjual kacamata gerhana ini kualitas filter dan durasi aman mengamati matahari.

Jangan melihat matahari dengan menggunakan kacamata hitam biasa. Kacamata hitam umumnya didesain hanya untuk mengurangi silau, bukan untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang kuat.

Bagi yang ingin mengamati matahari dengan teleskop atau binokuler, jangan lupa untuk melapisi lensa yang langsung menghadap ke matahari dengan filter matahari. Filter ini juga tersedia di sejumlah toko peralatan astronomi.

Jika tidak, pengguna teleskop atau binokuler dapat mengamati citra gerhana dengan melihat proyeksinya. Cara ini dilakukan dengan mengarahkan lensa obyektif teleskop ke matahari dan mengarahkan bayangan yang muncul dari lensa okulernya pada sebuah kertas. Citra gerhana pada kertas itulah yang diamati, bukan melihat matahari melalui lensa okuler teleskop.

Cara lain yang agak sedikit membutuhkan usaha adalah dengan membuat kamera lubang jarum atau pinhole. Kamera dapat dibuat dengan menggunakan kardus yang diberi lubang yang dilapisi kertas aluminium untuk mengarahkan sinar matahari. Pada bagian yang berseberangan dengan sisi kardus yang dilubangi, tempatkan kertas putih untuk memproyeksikan sinar matahari. Citra pada kertas itu yang dapat diamati.

Setelah peralatan untuk mengamati matahari siap, langkah selanjutnya adalah memilih lokasi pengamatan. Pilih lokasi yang memiliki horizon yang luas. Puncak gedung tinggi, gunung, dan pantai merupakan salah satu pilihan terbaik.

Namun karena gerhana terjadi sore hari, bahkan di beberapa daerah di Indonesia terjadi menjelang senja, harus dipilih lokasi yang memiliki pandangan bebas ke arah barat. Hindari adanya gedung, pohon, atau obyek lain yang menghalangi pandangan ke arah matahari.

Kendala utama saat mengamati matahari adalah cuaca. Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia sedang memasuki puncak musim hujan hingga Februari nanti. Karena itu, awan tipis, apalagi mendung, menjadi ancaman utama dalam menikmati fenomena alam ini.mr-kompas

Obat dan Manfaat Jamu Perlu Masuk Kurikulum Sekolah

Tanaman Obat dan Manfaat Jamu Perlu Masuk Kurikulum Sekolah

Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) meminta materi tentang pengenalan tanaman obat dan pengetahuan manfaat jamu dicantumkan dalam kurikulum wajib di lembaga pendidikan.

"Kami mengharapkan melalui lembaga pendidikan yang dikelola Departemen Kesehatan seperti Akademi Perawat, Akademi Kesehatan, dicantumkan kurikulum wajib tentang pengenalan tanaman obat sekaligus pengetahuan manfaat jamu," kata Ketua Umum GP Jamu, DR Charles Saerang.

Pernyataan itu disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional GP Jamu 2008 yang dihadiri sejumlah pejabat dan para pengusaha jamu dari seluruh Indonesia.

Charles mengatakan, kurikulum wajib tersebut diharapkan pula diisi penjelasan tentang berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai instansi penelitian.

"Dengan begitu siswa atau mahasiswa di sekolah atau akademi tersebut dapat mengikuti perkembangan dunia usaha jamu," katanya.

Upaya itu juga perlu dilakukan untuk memperkenalkan produk-produk jamu yang berkhasiat dalam peningkatan kesehatan rakyat.

"Kami menyadari perlunya sumber daya manusia yang handal khususnya di bidang kesehatan," katanya.

Sebab hingga kini faktanya di lapangan, belum banyak tenaga kesehatan yang mengenal khasiat tanaman obat apalagi peran produk jamu bagi kesehatan masyarakat.

Sampai saat ini tercatat 30.000 jenis tumbuhan yang hidup di Indonesia dan hanya kurang dari 1.000 jenis yang diketahui berkhasiat obat. Dari 1.000 jenis itu hanya sekitar 300 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh industri jamu dan 50 spesies telah dibudidayakan secara komersial.

Charles menilai fakta itu menjadi potensi tersendiri bagi Indonesia termasuk SDM di Tanah Air untuk mengembangkan jamu sebagai salah satu produk unggulan bangsa.mr-kompas

Tanaman Obat Harus Masuk Kurikulum

Pengenalan Tanaman Obat Harus Masuk Kurikulum
Meskipun terbuat dari bahan-bahan alami, herbal tidak boleh digunakan sembarangan karena mengandung zat kimia yang bisa meracuni tubuh.


Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) meminta materi tentang pengenalan tanaman obat dan pengetahuan manfaat jamu dicantumkan dalam kurikulum wajib di lembaga pendidikan kesehatan.

"Kami mengharapkan melalui lembaga pendidikan yang dikelola Departemen Kesehatan, seperti Akademi Perawat, Akademi Kesehatan, dicantumkan kurikulum wajib tentang pengenalan tanaman obat sekaligus pengetahuan manfaat jamu," kata Ketua Umum GP Jamu DR Charles Saerang di Jakarta, Kamis (11/12).

Pernyataan itu disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional GP Jamu 2008 yang dihadiri sejumlah pejabat dan para pengusaha jamu dari seluruh Indonesia. Charles mengatakan, kurikulum wajib tersebut diharapkan pula diisi penjelasan tentang berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai instansi penelitian.

"Dengan begitu siswa atau mahasiswa di sekolah atau akademi tersebut dapat mengikuti perkembangan dunia usaha jamu," katanya.

Upaya itu juga perlu dilakukan untuk memperkenalkan produk-produk jamu yang berkhasiat dalam peningkatan kesehatan rakyat. "Kami menyadari perlunya sumber daya manusia yang andal khususnya di bidang kesehatan," ujarnya.

Hingga kini faktanya di lapangan belum banyak tenaga kesehatan yang mengenal khasiat tanaman obat, apalagi peran produk jamu bagi kesehatan masyarakat.

Sampai saat ini tercatat 30.000 jenis tumbuhan yang hidup di Indonesia dan hanya kurang dari 1.000 jenis yang diketahui berkhasiat sebagai obat. Dari 1.000 jenis itu hanya sekitar 300 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh industri jamu dan 50 spesies telah dibudidayakan secara komersial.

Charles menilai, fakta itu menjadi potensi tersendiri bagi Indonesia termasuk sumber daya manusia di Tanah Air untuk mengembangkan jamu sebagai salah satu produk unggulan bangsa.mr-kompas.

Kamis, 22 Januari 2009

toko ah




toko










kantin AH



Kantin Al-Hikmah
jajanan bersihdan sehat.








a

Ngaji bulanan

DSC02973.JPG
Ngaji bulanan guru, 21 Jan 2009
DSC02975.JPG
DSC02961.JPG
DSC02974.JPG
DSC02971.JPG
DSC02970.JPG
DSC02969.JPG
DSC02968.JPG
IMG_4443.JPG
IMG_4442.JPG
IMG_4440.JPG
DSC02972.JPG
DSC02967.JPG
DSC02957.JPG
DSC02958.JPG
DSC02959.JPG
DSC02960.JPG
DSC02962.JPG
DSC02963.JPG
DSC02964.JPG

Senin, 19 Januari 2009

Ilmuwan Uji Coba Kokain pada Lebah

By Republika Newsroom
Ilmuwan Uji Coba Kokain pada Lebah

LEBAH: Diujicoba dengan kokain

BEIJING -- Beberapa ilmuwan Australia telah melakukan penelitian guna mengetahui dampak kokain pada lebah. Sivitas akademika di Macquaire University menggunakan setetes cairan kokain ke punggung serangga tersebut dan memantau sistem komunikasi dansa mereka, yang digunakan untuk memberitahu lebah lain mengenai tempat menemukan makanan dan seberapa lezat rasanya.

Penelitian tersebut mendapati bahwa lebah itu yang digunakan dalam percobaan tersebut bereaksi lebih energik dibandingkan dengan normal."Apa yang kami lakukan pada dasarnya menggunakan kokain sebagai alat untuk lebih memahami cara otak yang kecil tapi sangat rumit ini berfungsi," kata Dr. Andrew Barron dari Macquarie University.

"Apa yang kami temukan ialah bahwa lebah madu bereaksi pada kokain dengan cara yang sangat serupa dengan cara manusia bereaksi, sehingga kokain mengubah cara lemah membuat penilaian," katanya.Barron juga menyatakan serangga itu mulai memperlihatkan gejala penarikan diri ketika mereka mengkonsumsi narkotika tersebut.

"Kami memeriksa kemampuan lebah untuk belajar dan membedakan antara dua aroma yang berbeda," katanya. "Tak ada dampak pada kemampuan belajar selama pengobatan narkotika tersebut dipertahankan, tapi kalau pengobatan dihentikan, lebah itu memiliki kesulitan dalam memahami tugasnya --gejala serupa pada manusia yang melakukan penarikan diri. ant/xinhuanet-oana/kp.mr-republika

Salurkan Kreativitas Melalui Gelar Senja

By Republika Newsroom
Salurkan Kreativitas Melalui Gelar Senja

POSITIF: Kegiatan positif seperti gelar senja yang diadakan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) diharapkan dapat menghalau hal negatif pada anak dan remaja.

Sempat berhenti selama 10 tahun, acara penurunan Bendera Merah Putih yang dilengkapi dengan berbagai gelaran budaya dan seni serta ajang kreativitas remaja, Gelar Senja kembali dilaksanakan pada 17 Januari 2009 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Manajer Informasi TMII, J Purnawijaya Alibasa mengatakan, tujuan pagelaran itu untuk menggali potensi dan kreativitas remaja Indonesia, juga sebagai jembatan bagi kesenjangan kebudayaan nusantara.

"Indonesia kaya akan budaya, sayangnya budaya itu baru mulai hangat dibicarakan kalau budaya kita di klaim oleh bangsa lain. Taman Mini dengan tema 'Sadar Budaya' ingin menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia dengan mengangkat kembali budaya-budaya Indonesia yang mulai dilupakan masayarakat," ungkapnya di TMII, Jakarta, Minggu (18/1).

Berbagai gelaran seperti drum band, rampak gendang, tari tradisional, tari kreatif dan atraksi militer dimeriahkan oleh anak-anak usia sekolah dasar hingga menengah atas juga defile 8 satuan karya. Tujuannya adalah menghalau budaya negatif yang datang dari luar dengan kreatifitas yang positif bagi remaja.

"Sekarang banyak remaja yang melalukan keegiatan yang kurang produktif, yang sesungguhnya merekja berada di usia produktif. dengan adanya gelar senja diharapkan semangat untuk berkreatifitas dapat meningkat," papar Purnawijaya.

Selain gelaran seni, pertunujakan lain yang dapat menumbuhkan semangat positif dan kecintaan remaja Indonesia pada budayanya sendiri antara lain dengan penampilan satuan karya yang menampilkan bernagai atraksi yang sarat akan nilai disiplin, solidaritas dan patriotisme.

"Daripada anak-anak berkeliran, nongkrong-nongkrong lebih baik mereka berkreasi dengan mengembangkan budaya yang sudah ada. tari-tarian yang digelar pun hasil kreatifitas anak-anak," paparnya sambil menambahkan seharusnya anak-anak terus melakukan kegitan positif dan kreatif di masa produktif.

Sebanyak tujuh ribu anak memadati tugu api TMII 17 Januari untuk menyaksikan Gelar Senja, selain membuktikan kerinduan anak-anak akan acara positif ini juga menunjukan bahwa kepedulian anak akan budaya masih besar.

Gelar Senja akan rutin dilaksanakan tiap tanggal 17 pada setiap bulannya dan akan menampilkan atraksi yang berbeda dan sudah tentu menarik. Bahkan Purnawijaya berharap Parade Senja di Istana Negara dapat digabungkan di TMII. (cr1/ri).mr-republika

Minggu, 18 Januari 2009

Guru Kreatif, Murid Aktif

Guru Kreatif, Murid Aktif
Ibrahim: Tak Ada Model Pembelajaran Sakti

Dalam menciptakan pembelajaran inovatif (PI), seorang guru tidak harus terpaku pada model tertentu. Sebab, tidak ada satu pun model atau strategi pembelajaran "sakti" yang dapat digunakan untuk mencapai semua tujuan pembelajaran. Tiap model atau stategi pembelajaran punya keunggulan dan kelemahan masing-masing.

"Model pembelajaran tertentu hanya cocok untuk mencapai tujuan tertentu dan kurang sesuai untuk tujuan lain. Karena itu, guru dituntut kreatif mencari model pembelajaran yang tepat sesuai tujuan yang ingin dicapai," ujar Prof Dr H Muslimin Ibrahim MPd, guru besar Pendidikan Biologi Unesa, yang akan menjadi narasumber dalam semiloka pembelajaran inovatif (PI) dalam rangka program Utukmu Guruku 2009.

Ditegaskan Ibrahim, tujuan merupakan kunci utama keberhasilan dalam PI. Itu langkah awal yang harus dilakukan guru. Selanjutnya, guru perlu memodelkan tujuan tersebut dan siswa meniru model yang disampikan guru.

Dicontohkan, pembelajaran inovatif menari atau bermain musik. Tujuannya, tentu, agar siswa bisa menari dan memainkan alat musik. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dituntut memberikan contoh model gerakan tari atau cara bermain musik dengan baik dan benar. Lalu, siswa meniru gerakan tersebut.

Sebagai wujud kreativitas, guru tidak hanya menerapkan satu model. Mereka dapat menggabungkan model-model lain. "Guru bebas berimprovisasi. Yang penting, tujuan pembelajaran tercapai, baik yang mencakup aspek kognitif, keterampilan motorik, maupun sikap," tuturnya.

Yang tidak kalah penting dalam PI, lanjutnya, adalah peran aktif siswa. Dalam proses belajar-mengajar, murid harus aktif. Guru hanya memfasilitasi, menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran. "Untuk membuat murid aktif, guru jangan hanya memberi info jadi," katanya.

Pemberian info terbaik bagi siswa, menurut Ibrahim, adalah memakai sistem kail. Artinya, siswa dibimbing untuk menemukan jawaban atau informasi atas permasalahan yang dihadapi.

Misalnya, siswa bertanya tentang titik didih air. Guru yang baik tidak akan menjawab titik didih air adalah 100 derajat celcius. Dia akan memberikan arahan agar siswa praktik mengukur titik didih air dan menemukan jawaban yang benar.

Dengan begitu, siswa mendapat dua manfaat. Pertama, mereka tahu cara mengukur dan menentukan titik didih air serta menentukan jawaban yang benar.mr-jawapos

Kamis, 15 Januari 2009