Antara Ibu hamil, Bayi Asma dan Kacang
Penelitian itu mempelajari mengenai pola makan sekitar 4.000 wanita hamil dan kesehatan anak yang dilahirkannya hingga berusia delapan tahun.
Anak-anak yang didiagnosa dengan asma atau gejala menyerupai asma seperti napas yang pendek dan berbunyi, secara signifikan dilahirkan dari ibu yang banyak mengonsumsi produk kacang-kacangan seperti selai kacang setiap hari selama kehamilan, jika dibandingkan ibu yang jarang memakannya.
Menurut Saskia Willers yang memimpin penelitian yag dilakukan di University of Utrecht, Belanda, bayi cenderung terjangkit asma jika mereka dihadapkan dengan objek penyebab alergi dari kacang selama dalam kandungan.
Inggris sebagai salah satu negara yang paling banyak penderita asma di seluruh dunia. Tercatat sekitar 1,1 juta anak-anak harus mendapatkan perawatan dari kondisi tersebut. Terutama ketika udara terhambat masuk ke dalam paru-paru, maka bernafas akan semakin sulit.
Sekitar 20 tahun terakhir, angka penderita asma di negara-negara berkembang telah bertambah dua kali lipat. Alasannya belum dapat dijelaskan, tapi para ahli percaya bahwa semakin banyaknya penggunaan antibiotik, perubahan lingkungan perumahan dan polusi merupakan faktor yang menentukan.
Dalam studi tersebut, tim peneliti bertanya kepada 4.146 ibu hamil mengenai pola makan mereka termasuk konsumsi buah-buahan, sayur mayur, ikan, telur, susu dan produk kacang-kacangan pada bulan-bulan terakhi kehamilan. Kemudian, mereka melanjutkan dengan meneliti kesehatan dari anak-anak yang dilahirkan.
Hingga penelitian berakhir, tim berhasil mengumpulkan catatan pola makan dan kesehatan dari 2.832 anak dan ibunya. Dari seluruh kelompok makanan yang dipelajari, hanya ibu-ibu yang mengonsumi kacang yang diasosiasikan memiliki anak yang terjangkit asma. Studi ini kemudian di laporkan pada American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine.
Pada usia delapan tahun, anak yang ibunya mengonsumsi kacang dan produk turunnya seperti selai kacang per hari selama kehamilan tercatat 47% lebih berisiko asma. Dari jumlah tersebut 42% mengalami napas yang berbunyi, sisanya mengalami napas yang pendek.
"Penelitian kami menemukan bahwa konsumsi produk kacang-kacangan seperti selai kacang selama kehamilan dapat meningkatkan risiko gejala asma pada anak-anak usia 1-8 tahun, jika dibandingkan ibu hamil yang tidak mengonsumsinya," ujar Willers.
Dia menambahkan, bisa jadi penyebab alergi yang terkandung dalam kacang ditransfer pada bayi dalam kandungan, sehingga meningkatkan risiko sensitivitas sehingga bisa memperbesar kemungkinan untuk berkembang menjadi asma selama pertumbuhan anak.
Willers mengakui, saat ini belum tepat menyarankan para ibu hamil menghindari kacang dan produknya secara keseluruhan.
"Mereka seharusnya tetap menerapkan pola makan sehat selama kehamilan karena dapat memberikan keuntungan pada janin. Tidak hanya mencegah alergi atau asma, namun juga risiko penyakit lain. Terlalu banyak mengonsumsi satu jenis makanan sangat tidak disarankan, mereka seharusnya mengubah kebiasaan tersebut,"mr-republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar