Kamis, 18 September 2008

Orang Bengkalis Bikin Colok Sambut Tujuh Likur

Menyambut pekan terakhir di bulan Ramadan atau "tujuh likur", masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir Riau, seperti di Pulau Bengkalis, Kabupaten Bengkalis menggelar tradisi "colok" (pelita) mulai dari tanggal 27 Ramadan hingga malam takbiran.

"Tradisi colok di malam tujuh likur ini telah berlangsung lama. Kegiatan ini wujud dari rasa sayang masyarakat melepaskan bulan Ramadhan," kata Ketua Riau Tourism Board (RTB), Fadlah Sulaiman di Pekanbaru, Sabtu.

Fadlah Sulaiman mengatakan, tradisi masyarakat di malam-malam terakhir Ramadhan itu merupakan salah satu agenda wisata Riau bahkan tradsisi yang hidup ditengah masyarakat itu tiap tahun diperlombakan oleh pemerintah daerah. "Di Pulau Bengkalis, tradisi colok ini sangat hidup. Tiga malam menjelang berakhirnya bulan puasa yang dimulai pada malam ke 27, Pulau Bengkalis sangat semarak karena jutaan colok menghias pulau," ungkap mantan Bupati Bengkalis ini.

Sementara itu informasi yang diterima ANTARA, kaum muda di Bengkalis sibuk menyiapkan colok yang akan dimulai pada tanggal 27 September malam. "Saat ini kami sedang bersiap-siap membuat colok," ujar Ketua Panitia Colok Kampung Damon, Pulau Bengkalis, Dona Fathonah.

Membuat colok yang dimaksudnya tidak hanya mengumpulkan kaleng atau botol bekas minuman ringan yang dijadikan pelita bersumbu tetapi juga menyiapkan gapura di setiap persimpangan jalan di daerahnya. Colok yang jumlahnya sangat banyak itu kemudian ditempatkan pada gapura.

Motif gapura biasanya mengambarkan bangunan masjid atau kaligrafi Alquran dan biasanya satu gapura terdapat ratusan colok yang ditempatkan sesuai dengan bentuk gapura.

Selain ditempatkan pada gapura, colok juga ditempatkan disepanjang pinggiran jalan bahkan colok juga digantungkan pada tali kawat yang melintang diatas badan jalan.

Ketika disinggung perihal bahan bakar minyak tanah yang akan digunakan, Donna mengakui harga minyak tanah di daerahnya cukup mahal berkisar Rp3.500 - Rp6.000/liter namun tidak menjadi halangan kegiatan colok diadakan. "Kami mendapatkan minyak dari iuran masyarakat,"

Tidak ada komentar: