Tahun 705 M: Proses pembangunan Masjid Agung Umayyah dimulai. Para arsitektur menyatakan, masjid ini murni hasil karya umat Islam dan tak meniru arsitektur Bizantium, namun terinspirasi gaya arsitektur Persia. Dibangun dengan dana yang dikumpulkan dari pajak tanah pertanian.
Tahun 714 M: Masjid Agung Umayyah selesai dibangun di atas lahan dengan panjang 157 meter dan lebar 100 meter. Pembangunannya membutuhkan waktu hampir satu dasawarsa.
Tahun 715 M: Khalifah Al-Walid I membangun sebuah maksurah yang membungkus mihrab (ceruk) dan mimbar.
Tahun 778 M: Khalifah Al-Mahdi membangun Baitul Mal (Kas Negara) di areal Masjid Agung Umayyah.
Tahun 1068-1069 M: Masjid Agung Umayyah hancur dilalap si jago merah, kecuali bagian temboknya.
Tahun 1082-1083 M: Masjid itu lalu dibangun kembali oleh pemimpin Dinasti Seljuk Tutuch dan Perdana Menteri Malik Shah.
Tahun 1166 M: Kebakaran kedua kembali terjadi menghancurkan gerbang bagian timur (Bab Jyrun).
Tahun 1174 M: Kembali terjadi kebakaran yang merusak menara bagian utara (Midhanat al-Arus).
Tahun 1202 M: Gempa bumi merusak bagian Masjid Umayyah.
Tahun 1206 M: Lantai halaman diperbaiki.
Tahun 1214 M: Lantai masjid ditutup dengan marmer.
Tahun 1216 M: Perbaikan kubah dilakukan.
Tahun 1247 M: Menara sebelah tenggara hancur dilalap si jago merah dan diperbaiki dua tahun kemudian.
Tahun 1326-1328 M: Dinding bagian barat Masjid dibangun kembali dan dihiasi dengan mozaik.
Tahun 1401 M: Dinasti Mughal menginvansi Damaskus. Halaman masjid dijadikan tempat penyimpanan senjata berat. Seluruh masjid dijadikan barak tentara.
Tahun 1479 M: Kebakaran kembali terjadi dan menghancurkan menara sebelah barat, Bab Al-Ziyada, dan Bab Al-Barid.
Abad ke-17 M : Menara Nabi Isa AS dibangun kembali.
Tahun 1904-1910 M: Masjid Agung Umayyah kembali dibangun dengan megah. Tiang-tiang dan kubah diganti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar